Selasa, April 22, 2008

Mpek-Mpek Megaria


Siapa siy yang gak suka dengan makanan yang satu ini?
Di kompleks Metropole Megaria Cikini ada warung makan Mpek2 yang udah dari jaman rikiplik jualan disitu.
Rasa mpek2nya itu memang enak. Selain empuk, rasa ikannya juga cukup mak nyuss. Cuka nya (yang oleh orang Palembang sendiri disebut "cuko") juga cukup manstab.. hehehe.. gak kental tapi juga gak encer. Aroma cuka dan rasa cukanya juga pas. Pedasnya juga pas, dan gak perlu ditambah sambal lagi buat orang2 yang gak terlalu suka pedas.

Dari dulu bentuk mpek2 nya memang tergolong kecil dibanding yang dijual oleh warung mpek2 yang lain. Tapi karena rasa dan kelembutan mpek2nya, ukuran menjadi nomor dua dalam pertimbangan pembeli.
Di hari2 w'en kadang kala jualannya sudah terjual habis sebelum waktunya tutup warung.
Padahal warungnya tidak pernah diperluas dan kapasitasnya tetap segitu2 aja. Tapi orang yang datang untuk menikmati mpek2 selalu saja datang silih berganti sampai dengan waktunya warung tutup. Belum lagi pembelian yang di order dalam jumlah banyak.

Sekedar info saja bahwa sekarang sudah ada warung mpek2 online langsung dari daerah asalnya, yaitu Palembang.
Waktu menemukan websitenya, gw excited banget karena udah ngebayangin bisa dapat mpek2 langsung asli dari Palembang. Pasti mak nyuss banget. Enak, nikmat, rasa ikannya nendang.. wis pokoke uenak tenaaaann.
Gw langsung nyoba pesen tiap2 itemnya... n setelah transfer lewat BCA, kirimannya dah diterima besok harinya. Sip banget.
Tapi bow.... gw kelewat berharap mungkin yah.... ternyata rasanya minus bangeeeetttt...
Aduuuhhh.... kecewa beratzzz....
Rasanya itu bener2 minus dari rasa mpek2 terburuk yang pernah gw coba di Jakarta. Can u imagine?
Rasa mpek2 nya cuma seperti tepung kanji yang diuleni thok. Gak ada terasa bumbunya, apalagi ikannya. Cukanya pun lempeng2 aja tuh rasanya. Malah gak jelas rasa manis gula jawanya atau cukanya. *Glek*
Untuk After Sales nya memang bagus. Karena besoknya gw ditanyain gimana rasanya (ini bisa dilakukan dengan YM bow... untuk hal ini gw salut dengan penjualnya karena mengikuti trend global internet marketing).
Waktu gw bilang rasanya kurang .. bla bla bla... tanggapannya malah kurang simpatik. Karena si penjual malah menganggap lidah gw yang kurang peka mbedain mpek2 enak atau gak...padahal gw udah amat hati2 pilih2 kata untuk memotivasi dia memperbaiki jualannya....
Rolling Eyes

So.. untuk sementara, mpek2 favorit gw masih mpek2 yang dijual di warung2 di Jakarta.
Harganya juga masih terjangkau kok... mpek2 ukuran kecil di Megaria ini masih di angka 2500 rupiah saja.


Mpek-Mpek Megaria
Komplek Metropole, Megaria
Cikini
Telp. (021) 315 1227



"Fear less, hope more; Eat less, chew more; Talk less, say more, dan all good things will be yours.."



Minggu, April 20, 2008

Olah Raga Pagi Jumping Jacks


Bicarain Sabtu dan Minggu, bagi sebagian besar pekerja adalah waktunya untuk keluarga dan diri sendiri. Hari2nya untuk memanjakan diri dengan aktifitas yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan rutin di hari kerja.

Lari Pagi, Jalan Pagi, adalah salah satu pilihan mereka2 yang ingin memperoleh suasana lain dari rutinnya pekerjaan disamping memelihara kebugaran fisik untuk siap2 menghadapi pekerjaan lagi di hari Senin nya.
Setiap tempat umum yang menyediakan fasilitas taman, lahan, atau apapun bentuknya yang bisa dijadikan pusat kegiatan olah raga keluarga, selalu di serbu oleh komunitas perkotaan.
Mulai dari Kompleks Gelora Bung Karno atau yang lebih dikenal dengan Senayan, Taman Monas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ancol, Kebun Binatang Ragunan, Taman Menteng, sampai melebar ke wilayah BoTaBek seperti Bintaro, BSD, Depok, yang tidak pernah sepi oleh kegiatan olah raga santai keluarga di hari Sabtu dan Minggu.

Khusus di hari Minggu, biasanya di tempat2 tersebut suasananya lebih ramai lagi karena para pedagang juga ikut menjajakan beraneka
jenis penganan yang siap disantap, pakaian, sampai dengan segala macam kebutuhan rumah tangga.
Suasana tradisional seperti ini yang membuat para pekerja rela untuk tetap bangun pagi di hari libur dan berangkat bersama keluarga untuk berolah raga sekaligus mencuci mata. Sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui... hehehe...

Di pusat2 keramaian pagi ini biasanya orang2 melakukan jalan pagi bagi yang memilih untuk hanya melakukan jalan pagi. Ada juga yang memilih untuk lari mengelilingi areal olah raga sebelum beristirahat dan melakukan window shopping ke pedagang2. Yang lebih enak lagi, ada beberapa tempat umum yang menyediakan beberapa instruktur senam untuk melakukan senam pagi massal. Biasanya terbagi dalam beberapa kelompok. Ada yang untuk pernapasan dan persendian atau ada yang full aerobik. Jadi, gak perlu ikutan membernya tempat2 Fitness atau Gym... karena sebenarnya kita udah bisa dapat paket lengkap di tempat2 pusat olah raga pagi yang serba gratis ini..
Tinggal kita memilih apakah mau paket full gratis, atau mau separuh gratis kalau kita isi separuh waktu nya untuk jajan di situ... hehehe..

Senayan

Tempat yang paling populer bagi penduduk DKI Jakarta. Mulai dari jaman baheula sampai sekarang, mulai dari nenek kakek sampai cucu cicit....
Udah jelas aura nya paling beda sendiri dari tempat2 lain. Karena disini berdiri kompleks olah raga nasional nya Indonesia. Sehingga kita langsung terkena sugesti lapangan2 olah raga yang tersebar disana. Jadi bawaannya udah seperti olah raga sungguhan.. hehehe..
Padahal fasilitas gratis yang bisa kita pakai hanya lahan di luar sarana olah raga yang ada, yaitu cuma jalan aspal dan tempat parkiran.
Disini tempat yang paling asyik untuk mencari keringat sembari hang out dengan teman atau keluarga.


Taman Menteng

Dibuat atas prakarsa Saudara Sutiyoso yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI, dan memunculkan pro - kontra karena menggusur lapangan bola tempat latihan rutin Persija.
Konsep taman kota yang di gaung2 kan rupanya membawa 2 unit ruang eksebisi full kaca yang berdiri dengan congkak nya di taman ini. Desain nya mengingatkan kita pada bentuk gedung Le Louvres di kota Paris.
Desain ruang kaca ini juga menimbulkan pendapat2 para arsitek yang sebagian besar meyayangkan desain rumah kaca ini. Selain desain strukturnya tidak klop dengan penggunaan AC dalam ruangan, desain rumah kaca ini juga akan menambah permasalahan pada issue global warming.
Pro dan kontra yang terjadi sebelum dan sesudah taman ini dibangun tidak membuat susut minat penggunaan taman ini oleh masyarakat sekitar. Penyediaan fasilitas olahraga Basket dan Futsal yang sedang booming di Jakarta, membuat tempat ini banyak dilirik oleh orang2 yang kesulitan mencari tempat latihan.
Para lansia maupun keluarga muda juga banyak memanfaatkan taman ini sebagai tempat olah raga pagi mereka di hari Sabtu dan Minggu.




Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Sebagai tempat hiburan rakyat yang paling diminati masyarakat selain Ancol, ulang tahun TMII juga menjadi sesuatu yang paling di tunggu2. Berbagai kegiatan menarik biasanya dilangsungkan di hampir semua anjungan di TMII. Dibebaskannya tiket masuk juga menjadi hal yang di tunggu oleh masyarakat kota yang memang haus dengan hiburan murah meriah di tengah2 kenaikan harga semua jenis sandang dan papan.
Tanggal 20 April kemarin, selepas subuh, gw dan bareng keluarga berniat untukke TMII sekedar menukar suasana olah raga pagi. Tapi rupanya hari itu tepat TMII ber ultah. Dan di pagi2 buta itu sudah banyak terlihat aliran orang masuk ke TMII, begitu juga rombongan2 bis yang keliatannya adalah peserta salah satu kegiatan yang akan dilangsungkan di TMII.
Di area terdepan dari halaman utamanya, sudah keliatan kegiatan senam massal yang dipimpin oleh seorang instruktur perempuan. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan yang diadakan di Senayan di hari Minggu pagi.
Rupanya bagi orang2 yang tinggal di Timur Jakarta, tempat ini adalah Senayan bagi mereka.
Banyak yang hanya melakukan jalan santai dengan teman atau keluarga, tapi banyak juga yang setia mengikuti instruktur senam, atau melakukan badminton ringan di tempat yang sama.
Bersepeda santai juga menjadi pilihan para keluarga, yang khusus2 membawa sepeda dari rumah dengan berkendaraan mobil. Ini juga menarik sekali karena bisa berkeliling areal TMII dan melihat2 anjungan yang berada di kanan atau kiri jalan. Bisa dimasukkan sebagai olahraga edukatif untuk anak2 yang masih duduk di Sekolah Dasar.




Kebun Binatang Ragunan

Letaknya yang berdampingan dengan lahan Sekolah Atlit, membuat Ragunan juga menjadi salah satu favorit keluarga untuk berolah raga pagi di hari Sabtu dan Minggu.
Kompleks Sekolah Atlit yang menyediakan lapangan sepak bola, sangat pas untuk melakukan kegiatan lari pagi di atas trek yang tersedia di lapangan sepak bola. Bisa untuk berlari ringan atau memang untuk latihan serius menghadapi ujian pelajaran olahraga di sekolah.
Kolam renang yang terbuka untuk umum juga selalu dibanjiri penggemar2 olah raga renang dari penduduk sekitar. Sehingga Kompleks Sekolah Atlit yang biasa disebut sebagai Sport Center ini selalu penuh dengan orang2 yang berminat olah raga pagi.

Jika sebagian orang memilih kompleks olah raga atlit ini sebagai tujuan berolahraganya, sebagian lagi memilih untuk menikmati olah raga pagi nya di dalam komplek Kebun Binatang.
Dengan hanya membayar tiket masuk seharga Rp 4000,- , kita sudah bisa melakukan jalan pagi atau lari pagi dengan suasana alam yang masih alami.
Pohon2 besar yang dirawat dan tertata asri di dalam kebun binatang ini membuat suasana teduh dan nyaman saat berlari pagi. Kompleksnya yang bersih serta terawat, membuat kita betah untuk lebih lama ber jalan2 di seputaran arealnya sembari melihat2 hewan2 yang masih bermalas2an di kandangnya.
Kelihatannya tempat ini juga sudah mencuri perhatian para warga asing untuk berolahraga pagi.
Hanya sayangnya petugas loket di sini kurang ramah terhadap penduduk sekitar. Mereka malah terlihat terlalu ramah untuk para warga asing, dan berlaku kurang sopan terhadap warga sendiri.
Jika SDM nya tidak segera diperbaiki, kemungkinan akan banyak warga yang menjadi kapok dan enggan untuk datang lagi. Padahal kontribusi warga asli terhadap pendapatan tempat itu adalah yang terbanyak dibanding para warga asing.
Peningkatan perawatan dan pemeliharaan tempat semestinya dibarengi upaya peningkatan kualitas pelayanan SDM nya. Penghargaan terhadap bangsa sendiri juga menjadi PR bagi setiap orang Indonesia, khususnya bagi mereka yang berkecimpung di industri jasa.



"The first thing is to love your sport. Never do it to please somenone else. It has to be yours."

Kamis, April 17, 2008

Kushi-Tei Japan




Rumah makan Jepang ini berlokasi di Citos lantai 1, berhadap-hadapan dengan jejeran restoran Jepang Takigawa.
Kalau mau makan masakan Jepang di Citos, biasanya gw mampir ke Takigawa. Tapi lagi mau nyari rasa yang lain, dan siapa tau ada di rumah makan yang satu ini.

Andalan di rumah makan Kushi-Tei ini adalah Shabu-Shabu. Kebetulan banget, karena gw nyari masakan yang non minyak dan rendah kolesterol. Jadi bisa makan Shabu2 yang sayuran aja. Semua tinggal dicemplungin ke dalam kuah sup yang dipanaskan di atas kompor kecil.
Ada 3 pilihan kuah sup nya, bisa spicy, bisa kaldu aja, satu lagi rasa Tom Yam.
Gw pilih yang spicy yang ternyata gak spicy2 amat rasanya. Tapi tergolong pas untuk yang lagi mengurangi garam. Gak terlalu plain, gak terlalu spicy, tapi juga gak terlalu asin. Cocok deh pilihan menu kali ini untuk keperluan gw.



Buat tambahan nya gw nyoba pesen Yaki Onigiri Salmon, yang bentuknya seperti sushi roll gitu tapi ini diisi ikan salmon suir dan di nasinya dibakar agak kering. Lebih besar dari sushi roll biasa, dan luarnya di balut dengan selembar rumput laut.
Rasanya agak hambar dengan bumbu minimalis. Ini juga pas banget pilihannya karena gw lagi menghindari bumbu2 yang over.
Buat appetizernya gw pesan Edamame.

Harga seporsi Shabu Rp 54.500,- ,dan seporsi Yaki Onigiri Salmon (isi 1 piece) Rp 12.500,-
Yang rada mahal itu Green Tea Sundae nya. Untuk 1 scoope nya Rp 20.000,-





"The Only way to keep your health is to eat what you don't want, drink what you don't like, and do what you'd rather not."


Kushi-Tei
Cilandak Town Square
1st Floor No.113
Telp. (021) 766 2823

Selasa, April 15, 2008

Fitness Center Treadmill




Sempat di freeze seluruh kegiatannya persis menjelang bulan puasa tahun lalu, Bodysoul Fitness n Spa dibuka kembali di pertengahan Februari tahun ini.
Relokasi tempat dari Gedung 678 lantai 3 & 4 di Kemang Selatan Raya ke gedung sendiri di perumahan Kemang Koloni.

Masih dalam tahap penyempurnaan dan finishing di beberapa ruang, namun aktifitas di tempat fitness ini mulai berjalan seperti biasa. Hanya kegiatan Spa nya yang masih belum ada karena kondisi ruang yang belum rampung semua.
Di tempat lama seluruh aktifitas hanya terbagi dalam 3 ruang yang semuanya tergabung di lantai 4. Dan di tempat baru tiap2 aktifitas dipecah2 di ruangan sendiri2 di Ground Floor dan First Floor. Sehingga kini ada ruang khusus untuk kelas (hot yoga, body pump, body combat, ABT, cardio training, step), ruang alat, ruang Spinning (sepeda statis), ditambah fasilitas outdoor seperti tennis court dan swimming pool.

Bentuk gedung dan ruangan yang belum terlihat apik dan nyaman tidak membuat para anggota, yang kebanyakan adalah para ekspat yang bermukim di daerah Kemang, merasa terganggu untuk melakukan aktifitas fitness rutin seperti biasanya.

Dengan biaya keanggotaan Rp 4jt/tahun, seluruh fasilitas yang ada di tempat fitness ini bisa digunakan oleh anggota kapan saja mereka inginkan. Instruktur yang selalu stand by untuk memberikan coach singkat dengan hospitality yang tinggi membuat anggota di sana betah untuk sekedar berdiskusi kecil mengenai fungsi gerakan pada sesi kelas atau fungsi tiap2 alat yang disediakan di gym serta hasil yang bisa diperoleh dari latihan alat tsb. Selain itu juga bisa disediakan waktu khusus bagi anggota yang memerlukan instruktur personal untuk kebutuhan latihan pribadi.


"The body is like a piano, and happiness is like music.It is needful to have the instrument in good order."




Kamis, April 10, 2008

Kafe Solo

Citos. Warga Jakarta mana yang tidak mengenal Cilandak Town Square atau yang dikenal dengan Citos. Sebagai pilot project, Citos berhasil menangguk kesuksesan sebagai tempat hang out keluarga jika hendak mencari tempat makan yang nyaman dan memberikan suasana hangat.

Untuk menelusuri satu persatu setiap tenan Resto di Citos tidak butuh waktu yang lama. Karena areal nya tidak seluas Mal2 yang sekarang bertebaran di Jakarta. Meskipun resto2 yang ada berjejer di 2 lantai (ground floor & 1st floor) areal Citos ini, sepertinya setiap orang akan dengan mudah memilih dan melongok lebih dulu menu serta interior setiap resto. Sampai kemudian menjatuhkan pilihannya di resto yang benar2 sreg di hati.

Kafe Solo, salah satu resto yang menawarkan menu masakan tradisonal daerah Solo, adalah Resto yang termasuk memiliki pelanggan2 setia. Letaknya yang di lantai 1 dan berada di ujung menuju toilet dan berjejeran dengan toko buku Aksara, tidaklah membuat Resto ini kehilangan penggemarnya.
Di beberapa kali kunjungan ke Resto ini, pengunjungnya hampir selalu memenuhi kapasitas meja yang disediakan. Rata2 mereka adalah para eksekutif muda yang hendak melakukan pembicaraan bisnis dan kurang menyukai suasana Resto yang ramai dan riuh. Sebagian biasanya adalah orang2 yang ingin 'dekat' dengan kampung halaman. Atau para orang2 tua yang ingin kembali ke suasana kampung halaman.

Dengan interior yang dibangun seperti rumah makan khas Jawa Tengah, Resto ini se akan2 ingin menjembatani rasa kangen orang2 Solo yang bermukim di Jakarta dengan tanah kelahirannya.
Matrial dinding yang menggunakan gedhek (jalinan bambu) dan ornamen tempoe doeloe pada kayu membawa kita pada suasana khas daerah.
Meja makan kayu dan bangku kayu panjang yang digunakan juga mengingatkan kita pada rumah makan-rumah makan di kampung.
Suasananya yang tidak berisik dengan pramusaji yang masih berlogat jawa kental dan sopan santun yang khas Jawa Tengah, benar2 membawa kita ke alam Solo dengan segala adat istiadatnya.

Mulanya,jika ke Resto ini, gw lebih suka memesan nasi liwet khas Solo. Sepertinya tidak afdol jika ke Solo kemudian melewatkan nasi liwet keprabon Bu Lemu. Mind setting seperti ini yang membuat gw beberapa kali hanya memesan nasi liwetnya.
Tapi terakhir gw singgah, gw coba untuk melirik menu lain yang kelihatan menarik hati.

Di daftar menu ternyata ada menu Nasi Cobek. Hhmmm... keliatannya patut dicoba. Di dalamnya ada juga terpajang foto tempe mendoan yang keliatannya yummie. so gw juga pesan si tempe mendoan. Minumnya, gw pesan jus standard, kombinasi jeruk dan wortel, no ice dan no sugar.

Sambil menanti pesanan datang, gw masih mencoba mengira2 bentuk sajian nasi cobeknya. Dengan referensi nasi cobek di resto2 lain, gw yakin nasi putihnya akan disanding dengan sambal uleg segar yang porsinya cukup banyak. Warna merah dari cabai segar pasti akan langsung mencuri perhatian.
Tapi gw kecele berat. Yang datang memang nasi putih beserta lauk nya yang disajikan di atas cobek, dan tidak keliatan sama sekali sambal merah segar diantara putihnya nasi.
Rasa penasaran membuat gw langsung mencoba nasi putihnya tanpa menyentuh lauk nya sama sekali. Dan aha!... ternyata nasi putihnya sudah di campur rata dengan ulekan cabai rawit hijau muda dan teri medan. Wuih!.. cukup pedas untuk ukuran "sedang" yang gw sebut setelah pramusaji nya menanyakan ukuran pedasnya sambal sebelum pesanan di lempar ke dapur.
Mak nyussss..... gw suka dengan nasi cobek nya. Enak banget dimakan bareng ayam goreng dan tempe bacemnya.
Berarti gw menemukan menu favorit kedua di Resto ini. Ok banget!

Tempe Mendoan yang keluar belakangan, tampilannya juga sudah cukup menggiurkan dan keliatan enak. Dan gw gak salah tebak, karena tempe nya itu sendiri enak, dan bumbu balutan tempenya juga pas banget. Menggorengnya juga pas banget.
Di colek di kecap yang sudah diberi potongan cabe rawit, tempe mendoan ini menjadi nikmat luar biasa..... Mungkin karena gw termasuk penggemar Tempe Mendoan, jadi begitu ketemu rasa tempe mendoan yang pas di lidah gw, rasanya betul2 Mak Nyusss... (kaya'nya masih lebih enak rasa tempe mendoan disini dibanding dengan yang di kaki lima di Jl. Barito.. )

Harga seporsi nasi cobek plus lauk pauknya Rp 32.500,-, dan untuk Tempe Mendoan yang berisi 4 iris tempe mendoan di tiap porsinya adalah Rp 11.000

Jika ke Citos bosan dengan menu2 modern, kenapa tidak mencoba menu2 di rumah makan ini?



Kafe Solo
Cilandak Town Square lt.1
Jl.TB.Simatupang Kav.7
Jakarta Selatan
Telp. (021) 759 20280



Sabtu, April 05, 2008

Bunglon


Ragunan???... Really???.. diikuti derai tawa seperti koor paduan suara.
Penggalan respon teman2 yang gak pernah gw lupa waktu jaman SMA dulu setiap gw jawab dimana tempat tinggal gw.

Ada bangga punya tempat tinggal di daerah yang dikenal oleh orang seluruh negeri ini. Pastinya mudah banget buat orang untuk tau lokasi persisnya di belahan Jakarta Selatan. Tapi ya siap2 aja untuk selalu di jadikan bahan guyonan di kandang berapa, 1 sel dengan hewan apa... hehehe..

Jaman nya masih sekolah di SD, setiap bangun pagi masih bisa mendengar suara orang utan ber saut2an (kaya'nya mereka juga ikutan bangun pagi dan lagi minta bagian sarapan tuuuh.. hihihi). Padahal jarak rumah dan kebun binatang itu kurang lebih 1km an.
Sekarang ini sejak pembangunan jalan dan gedung di sekitar nya makin merajalela, suara2 penghuni kebun binatang tidak pernah lagi terdengar dari rumah. Diganti suara klakson mobil atau suara deruman motor yang amat bising dan letusan ban pecah dari truk yang kelebihan muatan. Wuih... tingkat kebisingannya udah mengganggu sekali.

Walau begitu, halaman di depan rumah sepanjang harinya masih gak pernah sepi dari kicauan burung liar. Gak perlu memelihara burung dalam sangkar, sudah bisa melihat berbagai macam burung. Malah pernah ada kakak tua putih yang nongkrong dengan santai nya di antara dahan nya pohon. hehehe

W'en lalu, secara gak sengaja gw memergoki sepasang Bunglon bertengger mesra di dahan tanaman bunga alamanda kuning yang menggantung mengulir di kawat di halaman muka rumah.
Gw yang lagi duduk2an di teras ngobrol sama adik gw.. akhirnya malah nontonin Bunglon yang kejar2an dan bergelayut manja satu sama lain.. (bisa2 blog gw kena Badan Sensor Film nih.. hihihi)

Karena keluarga besar nyokap masih banyak yang nginep di rumah, kedua bunglon ini menjadi tontonan rame2..
Adiknya nyokap malah bilang katanya kata orang jaman dulu kalau ada Bunglon kawin gitu di area rumah, biasanya mau dapat rejeki... huahaha.... (o ya??? begitukah??... hihihi)
Sebenarnya mengapa kejadian itu menjadi menarik bukan karena sisi pepatah mesra bunglon2 itu... tapi karena memang mereka udah gak pernah liat lagi yang namanya bunglon di tempat tinggal mereka.
Perumahan yang dibangun dalam areal yang luas membuat para penghuni asli areal itu menjadi tersingkir, termasuk bunglon bahkan cicak sekalipun. Hehehe...
Sementara di rumah gw, masih banyak banget cicak yang sering sahut2an kalau sedang bicara antara mereka.. (ha ha ha.. itu siy perkiraan gw sendiri.. karena para cicak ini kalau saling ketemu suka berisik banget). Burung2 liar yang pastinya banyak numpang bertengger di dahan2 pohon di halaman rumah. Malah musang gendut yang lucu ( tapi menyebalkan karena ngebikin atap rumah bocor) sering banget seliweran dengan santainya di halaman rumah.

Ini sekedar foto nya sepasang bunglon yang gak tau kalau sedang ditonton manusia banyak.. hihihi...(hayo tebak mana si bunglon itu nya?...)






Kamis, April 03, 2008

RM Pecel Madiun

Pilihan tempat makan seputaran Jakarta biasanya ke daerah Bopuncur (Bogor, Puncak, Cianjur). Selain ketemu masakan2 khas sunda, juga bisa menikmati alam yang berbeda banget dengan Jakarta. Sejuknya udara gunung seringkali membuat kita lupa waktu dan tak terasa sudah menghabiskan ber jam2 hanya untuk sebuah acara makan.

Rumah makan yang akan gw review ini bukanlah berada di lokasi favoritnya orang2 Jakarta untuk makan siang. Letaknya yang di BSD hanya mungkin menjadi tujuan orang2 Jakarta di akhir pekan.
Rumah Makan Pecel Madiun ini memang di bangun di lokasi BSD. Sehingga untuk menuju ke sana mau tidak mau harus melalui tol BSD sampai dengan ujung tol itu habis.

Rumah makan yang menyajikan menu utama Pecel Madiun komplit ini dibangun di atas tanah kebun. Dari depan hanya terlihat papan nama kecil berwarna merah bertuliskan Pecel Madiun. Jika jarang melewati jalur ini, lebih baik untuk mengurangi laju kendaraan agar tidak terlewat. Karena papan namanya hanyalah papan nama sederhana yang tidak eye catching, biarpun sudah di cat merah. Dan kondisi areal masuk rumah makan ini juga tidak menunjukkan bahwa disitu terdapat rumah makan. Pagar tembok setinggi 2 meteran membentang menutupi areal rumah makan, sehingga tidak terlihat tanda2 kesibukan sebuah rumah makan.

Setelah melalui jalan masuk yang hanya cukup untuk 1 mobil, baru kita bisa melihat keseluruhan areal rumah makan ini dengan lansekap yang amat luas dan asri.
Rumah utama yang terbuka dan diisi beberapa set meja untuk makan berdesain kuno juga dilengkapi dengan musholla kecil.



Persis di depan teras terdapat kolam air mancur mini yang menimbulkan kesejukan tersendiri.
Di areal lahan yang membentang luas di depan rumah utama, didirikan pendopo utama yang berisi beberapa set meja. Sementara diantara rimbunan pohon2 didirikan juga gazebo2 kecil yang bisa digunakan oleh para tamu.
Pohon2 produktif yang sedang berbuah menjadikan tempat ini sebagai rumah makan kebun yang asri. Karena pohon2 tsb di padukan dengan tanaman2 hias yang cantik dan terpelihara.





Sedap rasanya melihat pemandangan yang menyejukkan setelah menempuh perjalanan puluhan kilometer di siang bolong. Menunggu orderan makanan menjadi tidak terasa lama.
Yang lebih enak lagi, datangnya pesanan terbilang cepat.
Jadi sampai step ke sekian ini, rumah makan ini termasuk ok. Gak bikin tamunya menunggu lama dan kelaparan..

Begitu pesanan datang, yang terlihat menyolok adalah porsi nasi pecel nya yang lumayan banyak untuk ukuran gw.

Nasi putih dengan pecelnya berporsi sama, dilengkapi selembar peyek kacang dan dihidangkan di atas piring putih beralas daun pisang.
Yang gw cicip duluan adalah bumbu pecelnya yang udah diguyur di atas rebusan sayuran. Hhmmm.. enak juga rasanya, agak mirip dengan bumbu pecel yang dibuat nyokap di rumah jaman gw kecil. Biasanya di rumah dapat kiriman bumbu pecel dari Madiun, dari kawan seperjuangan tempo doeloe almarhum Bokap. Karena dikirim pecel yang lumayan pedas, sering diolah ulang dulu sama nyokap gw sebelum disajikan.
Tempe bacem dan tahu bacemnya disini juga cocok buat gw. Gak kemanisan tapi bumbunya itu tetep mak nyus. Jawa timuran biasanya jarang ber manis2 ria seperti jawa tengah. Jadi cocok aja di lidah gw.
Yang kurang ok itu perkedel jagungnya. Kaya' perkedel di warung yang udah dingin karena disiapkan sejak pagi. Rasanya juga biasa banget.
Minuman yang dijagoin di situ katanya es dawet, tapi setelah gw cicip rasanya juga biasa aja. Isinya selain cendol beras, juga ada bubur sum2 putih dan ketan hitam.

Harga? seporsi nasi pecel lengkap itu Rp 10.000, bacem nya 2000 an, bakwan nya 3000 ribu rupiah. Dan es dawetnya hanya 6000 rupiah saja.
Dilihat dari harga, segmen tamu rumah makan ini bisa siapa saja. Dan pastinya untuk kawasan BSD yang luasnya sekitar 6000 Ha itu, rumah makan ini sudah pasti menjadi salah satu favorit orang2 yang bermukim dan bekerja di sana. Karena paling tidak menawarkan suasana warung kebun yang berbeda dari rumah makan-rumah makan lain di sana.

Bon appetite ma amies!



Pecel Madiun
Jl.Ciater Barat Raya Rawabuntu
BSD, Serpong, Tangerang
TElp. (021) 9280 8171 / 0816 196 5051