Sabtu, Mei 24, 2008

Agri Food Exhibition

Teknologi pengolahan pangan dan penganan di berbagai daerah Nusantara kini semakin menarik dan diminati oleh banyak orang. Tema serba herbal juga ikut mendorong produk lokal muncul ke permukaan. Obat2an yang serba herbal dan makan yang serba organik sedang berada di puncaknya untuk mendapat perhatian masyarakat yang melek akan kesehatan.

Pameran Agri Food yang diselenggarakan oleh berbagai organizer menjadi salah satu ajang yang disukai oleh banyak orang untuk dikunjungi. Melihat perkembangan produk olahan nusantara menjadi makanan jadi yang benar2 unik, menarik, dan sehat.

Mengapa menjadi unik? karena banyak diantara produk2 olahan lokal itu berkembang menjadi beragam varian penganan yang sebelumnya tidak ada. Dodol yang semula hanya menggunakan bahan tambahan durian sekarang tersedia dengan olahan pisang bahkan dengan buah kedondong. Beberapa outlet pemda di pameran ini menyediakan penganan dodol unik yang di pak dengan sangat manis dan menarik layaknya produk penganan untuk eksport.
Pemda Maluku yang konsisten dengan produk2 serba sagu juga membuat produk2 penganan yang menarik berbahan dasar sagu. Seperti penganan yang dinamakan "Sagu Tumbuk", adalah camilan yang mirip dengan camilan wajik dari daerah Jawa yang dibentuk sebesar ibu jari dan dibungkus dengan kertas minyak warna warni. Dibuat dari campuran sagu dan gula aren. Rasanya unik dan enak.
Beberapa diantaranya malah memamerkan hasil perkebunan dan hasil hutan nya yang memang langka dan terbilang unik. Seperti outlet pemda Papua yang memamerkan buah merah berukuran besar dengan tinggi buah hampir 1 meteran. Juga hasil bumi ubi jalar yang berukuran raksasa padahal baru berumur 6 bulan. Outlet Bengkulu juga tidak kalah dengan pepaya yang berukuran amat besar, setinggi ukuran meja kerja. Sementara pemda Riau memamerkan trio nanas bubur yang berukuran super jumbo. Nanas besar yang agak mirip dengan kelapa kopyor, isinya seperti bubur yang mesti dimakan dengan bantuan sendok.
Pemda Sumatera Barat memamerkan hasil perkebunan cabai merahnya yang berasal dari dataran bukit tinggi. Cabai merah keriting yang panjangnya sekitar 30cm an... luar biasa nya kekayaan alam kita.
Di outlet Jawa Barat khususnya daerah Badui, bisa kita lihat buah pohon yang dinamakan Cariuk. Seperti petai raksasa yang panjangnya hampir 1 meter. Di yakini oleh orang2 Badui sebagai penolak bala, dan karena itu dipakai sebagai hiasan di depan pintu rumah mereka.



Lalu mengapa bisa disebut sehat?

Banyak sekali olahan2 hasil bumi nusantara yang menjadi produk minuman dan makanan untuk kesehatan yang dipamerkan di event ini. Outlet Jawa Tengah meracik wedang jahe instant yang di kemas sangat apik dan cocok sekali sebagai oleh2 para pelancong asing. Selain berupa bubuk yang tinggal diseduh dengan air panas, juga ada sirup jahe yang di jual botolan. Amat praktis dan menyehatkan.
Pemda Lampung juga tidak kalah menarik dengan menawarkan complementary drink bari pengunjung outletnya. Minuman racikan dari akar lada yang hangat dan memiliki khasiat tertentu untuk kesehatan badan. Sayangnya minuman ini masih belum diproduksi masal dan masih dalam taraf mengumpulkan minat dan pendapat pasar.

Berbagai hasil madu dari hutan2 daerah juga banyak dijual oleh beberapa outlet pemda, diantaranya riau, kalimantan, dan sulawesi. Selain dijual dalam kemasan jerigen2 kecil atau botol2 yang biasa kita temukan di pasaran, kemasan madu ini menjadi memikat karena ditambah dengan bungkusan khusus yang dibuat dari anyaman daun mendong menyerupai termos air panas. Sangat unik untuk bisa tampil beda dari produk madu yang biasanya.

Pemda Papua menjual selai buah merah yang dikemas dalam botol. Jika ditilik dari khasiat buah merahnya, pastilah selai ini memiliki nilai lebih dibanding selai2 lain yang dijajakan di pasaran. Tapi jika melihat dari segi rasanya, selai ini pasti tidak menjadi favorit keluarga sebagai teman roti tawar. Jadi tinggal tergantung kepentingan mengkonsumsinya.
Di outlet Papua ini juga dipamerkan anggrek hutan jenis baru yang sedang hangat2nya dibicarakan, yaitu jenis anggrek kribo (istilah latinnya tidak tercatat). Juga anggrek hutan jenis lain yang tingginya lebih dari 2 meter. Wuih!... menakjubkan dan sangat cantik.
Dari penuturan yang menjaga outlet ini didapat keterangan bahwa anakan anggrek kribo yang berukuran sejengkal orang dewasa sempat terjual dibawah tangan dengan harga 300 ribu rupiah.
Anggrek2 hutan Papua memang menyimpan begitu banyak kecantikan. Sampai beberapa waktu lalu pernah ada issue yang muncul akibat klaim dari peneliti luar untuk anggrek2 hutan asal Papua ini.
Amat sayang jika kemudian nasib anggrek2 Papua ini seperti halnya nasib batik yang dipatenkan oleh Malaysia sebagai hasil asli budaya mereka.




"It is not the honor that you take with you, but the heritage you leave behind"






Tidak ada komentar: