ANEKA DIMSUM
Masakan Cina dan pengaruhnya terhadap masakan nusantara sudah sangat lekat di masyarakat Indonesia. Rasa gurih yang jadi ciri khas masakan mereka sering menjadi patokan bagi pencinta kuliner untuk menjadi barometer nikmat atau tidaknya masakan yang tengah dicicipi. Mulai dari anak kecil yang baru saja belajar untuk mengecap rasa, sampai dengan para lansia... terbiasa dengan kata gurih hasil adaptasi bumbu racikan dari negeri Cina.
Salah satu menu favorit dari negeri Cina adalah Dim Sum. Masakan yang satu ini sudah sangat akrab bagi lidah semua orang. Apalagi trend jamuan perhelatan yang menampilkan Dim Sum diantara menu2 andalan si empunya hajat. Dan antrian orang untuk mencicipi menu ini tidak pernah tidak penuh dan panjang. Harus bisa sabar2 diri untuk mendapatkan seporsi kecil dari sajian ini. Yang bisa mengalahkan panjangnya antrian di menu ini biasanya hanya antrian Kambing Guling, yang sejak dulu memang sudah menjadi menu favorit di setiap acara.
Dari keinginan untuk bisa membuat sendiri menu yang asyik untuk dijadikan makanan utama maupun sebagai camilan, membawa gw ke kelas Aneka Dimsum yang diadain NCC di Tbk Titan. Aneka Dimsum sederhana yang bisa disajikan untuk kudapan harian di rumah...
Trim's buat Riana yang mengajar dengan sederhana, responsif, dan menarik...
Minggu, Juni 29, 2008
Sabtu, Juni 28, 2008
Grya Aura
Setelah membaca salah satu kolom Wirausaha di koran Tempo, edisi minggu tanggal 29 Juni 2008, yang menampilkan sosok Levita Supit sebagai salah satu pelaku bisnis Totok Aura di daerah kemang yang bernama Diva Totok Aura, mengingatkan kembali usaha serupa di bilangan Ampera yang dikenal dengan nama Dian Kenanga.
Ingin mengetahui lebih jauh lagi sosok usaha Levita Supit, hasil pencarian di internet malah lebih banyak membicarakan Dian Kenanga dibanding usaha ibu yang satu ini.
Dari sekian banyak postingan mengenai usaha Totok Aura , ada terselip 1 postingan yang memberikan testimoni mengenai usaha yang sama yang berdiri di daerah Jatiwaringin. Dalam testimoninya cenderung merujukkan tempat ini sebagai tempat pengobatan dibanding kecantikan. Hhhmmm.. keliatannya lebih menarik untuk dicoba dibanding yang lain.
Di akhir minggu kemarin akhirnya sampai juga ke Grya Aura buat nyobain tempat yang jadi rujukannya para dokter. Selain juga karena di situsnya disebut2 tentang perawatan para Abang-None Jakarta 2008 kemarin ini. Rupanya tempat ini sudah digandeng oleh Dinas Pariwisata untuk ikut serta berpartisipasi mendukung program2 nya.
Sepertinya agak terlambat mengetahui keberadaan tempat ini, karena ternyata sudah hampir 2 tahun berada di lokasi ini. Sebelumnya berada di daerah Joglo kemudian pindah ke Rawamangun dan terakhir memilih pindah ke Jatiwaringin.
"it's better late than never" , kata pepatah...
Tempatnya persis di pinggir jalan Jatiwaringin dan masih berada satu kawasan dengan kompleks AURI. Berada di tengah jejeran ruko 1 lantai, yang berupa rumah lama dijadikan tempat usaha. Tampilan dari luar keliatan seperti kantor kecil dengan beberapa spanduk.
Masuk kedalam, ada lobby kecil untuk pendaftaran dan tempat menunggu. Ruangan lobby nya sederhana dengan meja resepsionis 1/2 biro, kursi tunggu dan meja kecil bertingkat 2 berdesain tradisional berisi produk2 yang digunakan untuk perawatan.
Ada banyak pilihan paket perawatan yang ditawarkan di sini, baik paket minimalis maupun paket lengkap. Dan ternyata disini tidak hanya ada perawatan untuk pengobatan, tapi juga ada perawatan untuk kecantikan. Jika lebih fokus untuk pengobatan, maka penanganannya langsung dilakukan oleh master terapis. Sedangkan untuk perawatan kecantikan dan lainnya bisa ditangani oleh para terapis yang ada.
Karena sudah lebih dulu mendaftar melalui telepon untuk totok kesehatan, maka tidak perlu menunggu lama untuk bisa langsung mendapatkan perawatan dari master totok nya.
Seperti apa?
Setelah selesai urusan administrasi, seorang terapis yang telah ditunjuk membawa kita ke dalam menuju ruang perawatan persis di belakang lobby kecil tempat menunggu tadi.
Ada 2 ruang perawatan besar dikiri dan kanan yang masing2 memiliki 3 bilik perawatan yang dipisahkan oleh tirai kain. Desain ruangnya sederhana dengan tambahan aksen kain2 batik dan penggunaan dipan bambu berdesain tradisional.
1 stel kimono batik dan celana boxer batik disiapkan di tiap dipan untuk digunakan selama perawatan disini.
Alunan musik instrumental dari daerah Jawa Barat menuntun kita dalam suasana santai dan nyaman. Sehingga pada saat terapi dimulai sampai dengan akhir terapi, masih tetap bisa dirasakan relaksasi di tubuh kita.
Diawali dengan transfer Bio Energi dari sang Master melalui area punggung, hawa hangatnya terasa menjalar sampai ke seluruh tubuh. Baru kemudian dilakukan totok untuk kesehatan sesuai dengan keluhan atau yang dirasakan oleh pasien.
Membandingkan cara perawatan totok disini dengan 2 tempat lain yang juga mengkhususkan diri untuk perawatan totok, tempat ini jauh lebih baik dari 2 tempat yang sudah pernah dicoba (diluar tempat2 perawatan lain yang juga menyediakan perawatan dengan cara totok tetapi tidak mengkhususkan diri di bidang ini).
Mungkin karena itu jenis perawatan untuk kesehatan harus dilakukan langsung oleh sang Master, karena dilihat dari cara penanganannya, butuh keahlian yang lebih tinggi dari sekedar terapis biasa.
Sementara di 2 tempat lain seperti Dian Kenanga dan Peter Chung, seluruh pengerjaannya hanya dilakukan oleh para terapis biasa yang dididik. Sehingga hasilnya jelas berbeda jika dilakukan oleh Master Terapisnya sendiri.
Tekanan pada daerah totokan terasa pas. Walaupun akan ada rasa sakit di daerah yang memang ada masalah, tapi kesudahannya adalah rasa ringan di badan dan tidak meninggalkan rasa sakit.
Ini agak berbeda dengan terapi totok yang dilakukan para terapis di Peter Chung. Bahkan adik yang biasanya selalu punya masalah sakit kepala setiap mencoba terapi totok, kali ini malah merasa nyaman dan tidak merasakan sakit apapun.
Untuk biaya perawatan yang hampir sama dengan di 2 tempat lainnya yang sudah disebutkan tadi, pastinya rekomendasi utama adalah di tempat ini! Jadi jangan ragu untuk mencobanya.
“Our bodies are our gardens, to which our wills are gardeners.” William Shakespeare
Setelah membaca salah satu kolom Wirausaha di koran Tempo, edisi minggu tanggal 29 Juni 2008, yang menampilkan sosok Levita Supit sebagai salah satu pelaku bisnis Totok Aura di daerah kemang yang bernama Diva Totok Aura, mengingatkan kembali usaha serupa di bilangan Ampera yang dikenal dengan nama Dian Kenanga.
Ingin mengetahui lebih jauh lagi sosok usaha Levita Supit, hasil pencarian di internet malah lebih banyak membicarakan Dian Kenanga dibanding usaha ibu yang satu ini.
Dari sekian banyak postingan mengenai usaha Totok Aura , ada terselip 1 postingan yang memberikan testimoni mengenai usaha yang sama yang berdiri di daerah Jatiwaringin. Dalam testimoninya cenderung merujukkan tempat ini sebagai tempat pengobatan dibanding kecantikan. Hhhmmm.. keliatannya lebih menarik untuk dicoba dibanding yang lain.
Di akhir minggu kemarin akhirnya sampai juga ke Grya Aura buat nyobain tempat yang jadi rujukannya para dokter. Selain juga karena di situsnya disebut2 tentang perawatan para Abang-None Jakarta 2008 kemarin ini. Rupanya tempat ini sudah digandeng oleh Dinas Pariwisata untuk ikut serta berpartisipasi mendukung program2 nya.
Sepertinya agak terlambat mengetahui keberadaan tempat ini, karena ternyata sudah hampir 2 tahun berada di lokasi ini. Sebelumnya berada di daerah Joglo kemudian pindah ke Rawamangun dan terakhir memilih pindah ke Jatiwaringin.
"it's better late than never" , kata pepatah...
Tempatnya persis di pinggir jalan Jatiwaringin dan masih berada satu kawasan dengan kompleks AURI. Berada di tengah jejeran ruko 1 lantai, yang berupa rumah lama dijadikan tempat usaha. Tampilan dari luar keliatan seperti kantor kecil dengan beberapa spanduk.
Masuk kedalam, ada lobby kecil untuk pendaftaran dan tempat menunggu. Ruangan lobby nya sederhana dengan meja resepsionis 1/2 biro, kursi tunggu dan meja kecil bertingkat 2 berdesain tradisional berisi produk2 yang digunakan untuk perawatan.
Ada banyak pilihan paket perawatan yang ditawarkan di sini, baik paket minimalis maupun paket lengkap. Dan ternyata disini tidak hanya ada perawatan untuk pengobatan, tapi juga ada perawatan untuk kecantikan. Jika lebih fokus untuk pengobatan, maka penanganannya langsung dilakukan oleh master terapis. Sedangkan untuk perawatan kecantikan dan lainnya bisa ditangani oleh para terapis yang ada.
Karena sudah lebih dulu mendaftar melalui telepon untuk totok kesehatan, maka tidak perlu menunggu lama untuk bisa langsung mendapatkan perawatan dari master totok nya.
Seperti apa?
Setelah selesai urusan administrasi, seorang terapis yang telah ditunjuk membawa kita ke dalam menuju ruang perawatan persis di belakang lobby kecil tempat menunggu tadi.
Ada 2 ruang perawatan besar dikiri dan kanan yang masing2 memiliki 3 bilik perawatan yang dipisahkan oleh tirai kain. Desain ruangnya sederhana dengan tambahan aksen kain2 batik dan penggunaan dipan bambu berdesain tradisional.
1 stel kimono batik dan celana boxer batik disiapkan di tiap dipan untuk digunakan selama perawatan disini.
Alunan musik instrumental dari daerah Jawa Barat menuntun kita dalam suasana santai dan nyaman. Sehingga pada saat terapi dimulai sampai dengan akhir terapi, masih tetap bisa dirasakan relaksasi di tubuh kita.
Diawali dengan transfer Bio Energi dari sang Master melalui area punggung, hawa hangatnya terasa menjalar sampai ke seluruh tubuh. Baru kemudian dilakukan totok untuk kesehatan sesuai dengan keluhan atau yang dirasakan oleh pasien.
Membandingkan cara perawatan totok disini dengan 2 tempat lain yang juga mengkhususkan diri untuk perawatan totok, tempat ini jauh lebih baik dari 2 tempat yang sudah pernah dicoba (diluar tempat2 perawatan lain yang juga menyediakan perawatan dengan cara totok tetapi tidak mengkhususkan diri di bidang ini).
Mungkin karena itu jenis perawatan untuk kesehatan harus dilakukan langsung oleh sang Master, karena dilihat dari cara penanganannya, butuh keahlian yang lebih tinggi dari sekedar terapis biasa.
Sementara di 2 tempat lain seperti Dian Kenanga dan Peter Chung, seluruh pengerjaannya hanya dilakukan oleh para terapis biasa yang dididik. Sehingga hasilnya jelas berbeda jika dilakukan oleh Master Terapisnya sendiri.
Tekanan pada daerah totokan terasa pas. Walaupun akan ada rasa sakit di daerah yang memang ada masalah, tapi kesudahannya adalah rasa ringan di badan dan tidak meninggalkan rasa sakit.
Ini agak berbeda dengan terapi totok yang dilakukan para terapis di Peter Chung. Bahkan adik yang biasanya selalu punya masalah sakit kepala setiap mencoba terapi totok, kali ini malah merasa nyaman dan tidak merasakan sakit apapun.
Untuk biaya perawatan yang hampir sama dengan di 2 tempat lainnya yang sudah disebutkan tadi, pastinya rekomendasi utama adalah di tempat ini! Jadi jangan ragu untuk mencobanya.
Grya Aura
Jl. Jatiwaringin (seberang SPBU)
Komp. AURI Waringin Permai
Blok A no.11
Jakarta Timur
Tel. (021) 8616184
Jl. Jatiwaringin (seberang SPBU)
Komp. AURI Waringin Permai
Blok A no.11
Jakarta Timur
Tel. (021) 8616184
Opening Hours: 08.00-19.00(everyday)
“Our bodies are our gardens, to which our wills are gardeners.” William Shakespeare
Minggu, Juni 22, 2008
Serba Cheese
"ada dimana niy?"...
"di rumah.. ada apa bu?.."
"lho kok gak kesini latbar?..."
"ya ampyuuunnnn... eike lupa banget bow.. kirain masih minggu depan..."
Jam udah nunjuk di angka 10an pagi itu.. waktu Dhani ingetin gw kalo ada latbar serba cheese.
Setengah jam kemudian gw dah meluncur ke Titan buat gabung sama rombongan Lafempat.
Wuiiihh... untung aja punya koordinator kaya' Dhani.. yang mau repot2 ingetin anggota yang blum dateng... "tengkyu banget ya buuuu..."
Biar telat jam datengnya, ternyata gw gak telat2 banget untuk bisa nyimak demo yang dikasih mbak Rita n mbak Dian...coz baru selesai cake dasar aja n bagian yang paling njlimet untuk filling nya masih belum di demo...
Kelas kali ini memang cuma demo aja.. beda dengan latbar kemarin yang bisa ikutan nyemplung ngudak-ngaduk adonan..
Ini foto2 hasil akhir yang kelar 1/2 jam lebih lama dari latbar sebelumnya... cantik2 dan rasanya bener2 memuaskan! 4 jempol buat ibu2 yang udah share keahlian n pengetahuannya ke kita semua...!
Favorit gw adalah Rich Cheese Cake nya mbak Dian... it's a must try 2 die 4!... trust me!
"ada dimana niy?"...
"di rumah.. ada apa bu?.."
"lho kok gak kesini latbar?..."
"ya ampyuuunnnn... eike lupa banget bow.. kirain masih minggu depan..."
Jam udah nunjuk di angka 10an pagi itu.. waktu Dhani ingetin gw kalo ada latbar serba cheese.
Setengah jam kemudian gw dah meluncur ke Titan buat gabung sama rombongan Lafempat.
Wuiiihh... untung aja punya koordinator kaya' Dhani.. yang mau repot2 ingetin anggota yang blum dateng... "tengkyu banget ya buuuu..."
Biar telat jam datengnya, ternyata gw gak telat2 banget untuk bisa nyimak demo yang dikasih mbak Rita n mbak Dian...coz baru selesai cake dasar aja n bagian yang paling njlimet untuk filling nya masih belum di demo...
Kelas kali ini memang cuma demo aja.. beda dengan latbar kemarin yang bisa ikutan nyemplung ngudak-ngaduk adonan..
Ini foto2 hasil akhir yang kelar 1/2 jam lebih lama dari latbar sebelumnya... cantik2 dan rasanya bener2 memuaskan! 4 jempol buat ibu2 yang udah share keahlian n pengetahuannya ke kita semua...!
Favorit gw adalah Rich Cheese Cake nya mbak Dian... it's a must try 2 die 4!... trust me!
Kamis, Juni 19, 2008
RAJA RASA
Ampera Raya kini berbenah diri untuk siap2 menjadi gerbang selatan dari sentra tempat makan di sepanjang jalur Kemang Raya yang memang sudah ditumbuhi oleh rumah makan - rumah makan yang timbul tenggelam seperti jamur di musim hujan.
Peruntukan daerah Kemang sebagai hunian hampir berubah menjadi pusat bisnis dan usaha. Jalur yang semula hanya berada di sepanjang Kemang Raya kini mengalir sampai ke Ampera Raya dengan keberadaan bangunan2 baru untuk berbagai jenis usaha. Kemang Raya tidak sanggup menampung keinginan investor yang mulai melirik kawasan ini untuk membangun bisnisnya.
Setelah sukses dengan Kemang Food festive,yang jadi salah satu tempat hang out favorit kawula muda, dan perubahan2 konsep secara besar2an dari resto2 pemain lama di daerah ini agar bisa terus bertahan , kini salah satu pemain besar dari Bandung membuka cabang restonya di daerah Ampera.
Champ Group yang merupakan salah satu investor kuliner besar membuka cabang restoran Raja Rasa yang berpusat di Bandung.
Raja Rasa adalah restoran dengan konsep galeri yang membawa suasana saung yang nyaman dengan rimbunan pohon dan gemericik air kolam. Menempati lahan bekas restoran Padzzi Ulam dengan renovasi total baik bangunan maupun lansekap, restoran ini mampu menampung sekitar 400 orang dengan fasilitas 4 ruang VIP lengkap dengan perlengkapan presentasi kantor maupun seminar, serta 15 saung berdesain artistik.
Untuk daerah Kemang, restoran ini punya nilai tersendiri karena ruang parkir yang luas dan nyaman. Hanya resto Garage di Kemang Raya yang memiliki fasilitas parkir senyaman dan seluas resto ini.
Eksterior rumah makan ini juga amat menarik dan eye catching. Di kanan kiri area parkir depan dibatasi oleh tembok tinggi masif dari batu alam yang di bagian atasnya dilengkapi tanaman berbunga. Undak2an yang lebar dan tinggi untuk menuju pintu utama dining hall, membuatnya amat berbeda dari rumah makan - rumah makan yang ada di sepanjang Kemang Raya dan Ampera Raya.
Di pintu masuk diletakkan berbagai koleksi unik dari pemilik rumah makan ini. Berbagai koleksi rumah kerang yang berukuran raksasa, meja kayu yang berasal dari kayu gelondongan utuh dengan finishing yang cantik, bahkan replika dari dari kereta kencana salah satu kerajaan nusantara juga menyambut kita di pintu masuk nya.
Dining hall di lantai ini juga terlihat amat menarik dengan penggunaan furnitur yang beberapa diantaranya berbahan dasar rotan dan kayu. Yang bisa membuat anda kagum mungkin adalah salah satu meja makannya yang berasal dari potongan kayu gelondong utuh sepanjang hampir 5 meter! wow!... sangat indah!...
Di Bandung memang juga ada rumah makan yang menggunakan meja kayu dari kayu gelondongan seperti ini, tapi tidak ada yang sepanjang itu, dan pemiliknya adalah juga pengusaha kayu gelondong. Sehingga rumah makan nya dijadikan juga sebagai rumah pamer nya.
Turun satu lantai, kita sampai ke Dining Hall ke 2 dengan daya tampung yang lebih kecil dari yang diatas tetapi rupanya menjadi favorit pengunjung untuk menggunakan nya sebagai tempat kumpul2 ketimbang Dining Hall di lantai atas.
Dengan dinding2 kaca di seluruh ruangan yang langsung menghadap ke taman luar dan saung2 di luar, tak heran tempat makan di lantai bawah ini menjadi favorit pengunjung. View keluar akan menjadi cantik sekali dan suasana nyaman membuat kita bisa lupa bahwa kita masih berada di jakarta yang penuh sesak...
Saung2 di halaman belakang tediri dari 2 jenis, yaitu yang menggunakan meja makan biasa dan yang menggunakan gaya lesehan. Dua2 nya begitu cantik jika dilihat pada malam hari.. dengan permainan lampu dan suara riak air serta tambahan kipas angin - kipas angin besar, membuat saung menjadi amat nyaman.
Persis di tengah2 dari luar Dining Hall berdinding kaca, dibangun saung beratap rumbia. Amat sangat cantik untuk sebuah rumah makan yang masih berada di jantung Jakarta Selatan. Bentuknya mirip dengan saung2 di rumah makan Sapu Lidi di Bandung.. lengkap dengan jalan setapak dan taman2 yang asri...
Duduk di salah satu saung favorit yang tepat berada di sisi kolam ikan, dengan perabot lesehan bergaya tatami, keliatannya begitu menyejukkan dan mengurangi kepenatan yang ada.
Sodoran buku menu yang tampak eksklusif bak buku menu restoran2 fine dining, sudah bisa membuat kita menebak taksiran deretan harga yang ada di dalamnya.
Hhmmm.. setiap halamannya memiliki layout yang tersusun dengan baik dengan foto2 masakan nya yang jelas dibuat profesional. Nama2 setiap menunya tidak ada yang mengejutkan... sama dengan menu2 pilihan yang disodorkan di rumah makan - rumah makan sunda. Sebenarnya tidak terlalu menggiurkan, tapi bolehlah untuk mencoba menu favorit yang dijagokan disini berdasarkan masukan dari pramusaji. Cukup banyak daftar masakan di dalam menu tsb, tapi pilihan akhirnya ke Gurame Bakar Tasik. Katanya ini salah menu baru yang menjadi andalan disini. Sup Jagung Kepiting nya juga disebut sebagai salah satu sup favorit. Untuk Appetizernya disarankan Tahu Goreng Berbumbu. Sementara untuk nasinya, dicoba nasi goreng udang pete. Minumannya dipesan Fresh Raja Rasa Juice (katanya adalah campuran sayuran dan buah2an).
Tidak sampai 10 menit, satu per satu pesanan datang. Termasuk pelayanan yang bagus.
Dengan wadah yang unik2, sajian nya menjadi apik dan menggugah selera. Sup yang diletakkan di mangkuk dari batok kelapa dengan mangkuk2 kecil yang juga dari batuk kelapa, amat menunjang suasana etnik yang dibangun oleh rumah makan ini. Piring2 makan persegi empat yang berwarna terakota terjajar indah di meja makan antik dari kayu jati.
Sayangnya rasa dari masakan2 yang disajikan terlalu standard untuk ukuran kemewahan suasana dan perabotan yang diberikan.
Tahu Goreng Berbumbu, ternyata adalah tahu pong biasa yang digoreng dengan tepung ala mbok berek. Rasa tahu nya sama dengan tahu sumedang yang biasa banget, dan asin nya malah sungguh luar biasa...
Sup Jagung Kepitingnya terlihat cantik di dalam wadah batok kelapa.. rasanya juga biasa dan tidak menonjol, agak dominan manis. Sebenarnya sudah terwakili dengan warna sup yang merah seperti saus tomat.
Gurame Bakar Tasik, yang disebut jagoan baru, tampilannya tidak menggiurkan sama sekali. Keliatan hitam, entah karena penggunaan kecap yang banyak atau memang karena gosong waktu membakarnya. Dan ternyata memang agak gosong sehingga pahitnya gosong bisa tersisa di lidah. Bumbunya juga tidak luar biasa.. hanya ditambah kacang tanah yang rasanya sama sekali gak menambah enak rasa gurame bakarnya. Biasa sekali dan juga terlalu asin buat orang yang tidak terlalu suka dengan rasa asin. Pastinya juga menjadi musuh untuk orang2 yang punya masalah dengan kesehatannya.
Nasi gorengnya juga punya bumbu yang biasa sekali. Tidak ada menonjol rasa bumbu apapun. Datar. Hanya ditambahi beberapa potongan pete dan beberapa udang kecil dengan bumbu minimal.
Minuman yang dikasih judul Fresh RajaRasa Juice juga mengecewakan. Rasanya memang unik karena disamping campuran buah melon, lemon, dan nanas, juga ditambah dengan sayuran yang jenisnya tidak bisa disebutkan ke pelanggan (begitu info dari pramusajinya). Tapi untuk sebuah minuman yang dijagokan, rasanya jauh banget dari sesuatu yang membuat orang akan melalukan repeat order. Rasanya hanya lebih sedikit dari Mix Juice biasa, dan manisnya over. Sehingga yang tertinggal di tenggorokan itu adalah rasa manis gula dari juice ini. So.. bagaimana orang ingin mengulangi pesanan minuman ini?...
Yang agak cukup parah adalah minuman Cincau Hijau nya... Begitu tiba di meja saja sudah bisa keliatan kalau cincau hijaunya seperti berenang di lautan santan dengan sirup merah. Irisan cincau hijau nya kecil2 yang cuma lebih besar sedikit dari sendok teh. Jumlahnya pun bisa dihitung saking sedikitnya... waduh... belum pernah nemuin sajian cincau hijau yang bener2 gak menarik... cuma terasa manisnya sirup merah yang teronggok banyak di dasar gelas....
Harga? wow... beda tipis dengan resto2 fine dining sekelas Kembang Goela atau Bunga Rampai. Karena untuk menu diatas, total kerusakan mencapai 255k. Hiks...
Untuk menjamu relasi atau keluarga, mungkin rumah makan ini bisa jadi pilihan karena tempatnya yang nyaman... tapi jangan berharap rasa dari sebuah Raja Rasa...
"Tukul bilang : 'don't judge the book by the cover'...."
Ampera Raya kini berbenah diri untuk siap2 menjadi gerbang selatan dari sentra tempat makan di sepanjang jalur Kemang Raya yang memang sudah ditumbuhi oleh rumah makan - rumah makan yang timbul tenggelam seperti jamur di musim hujan.
Peruntukan daerah Kemang sebagai hunian hampir berubah menjadi pusat bisnis dan usaha. Jalur yang semula hanya berada di sepanjang Kemang Raya kini mengalir sampai ke Ampera Raya dengan keberadaan bangunan2 baru untuk berbagai jenis usaha. Kemang Raya tidak sanggup menampung keinginan investor yang mulai melirik kawasan ini untuk membangun bisnisnya.
Setelah sukses dengan Kemang Food festive,yang jadi salah satu tempat hang out favorit kawula muda, dan perubahan2 konsep secara besar2an dari resto2 pemain lama di daerah ini agar bisa terus bertahan , kini salah satu pemain besar dari Bandung membuka cabang restonya di daerah Ampera.
Champ Group yang merupakan salah satu investor kuliner besar membuka cabang restoran Raja Rasa yang berpusat di Bandung.
Raja Rasa adalah restoran dengan konsep galeri yang membawa suasana saung yang nyaman dengan rimbunan pohon dan gemericik air kolam. Menempati lahan bekas restoran Padzzi Ulam dengan renovasi total baik bangunan maupun lansekap, restoran ini mampu menampung sekitar 400 orang dengan fasilitas 4 ruang VIP lengkap dengan perlengkapan presentasi kantor maupun seminar, serta 15 saung berdesain artistik.
Untuk daerah Kemang, restoran ini punya nilai tersendiri karena ruang parkir yang luas dan nyaman. Hanya resto Garage di Kemang Raya yang memiliki fasilitas parkir senyaman dan seluas resto ini.
Eksterior rumah makan ini juga amat menarik dan eye catching. Di kanan kiri area parkir depan dibatasi oleh tembok tinggi masif dari batu alam yang di bagian atasnya dilengkapi tanaman berbunga. Undak2an yang lebar dan tinggi untuk menuju pintu utama dining hall, membuatnya amat berbeda dari rumah makan - rumah makan yang ada di sepanjang Kemang Raya dan Ampera Raya.
Di pintu masuk diletakkan berbagai koleksi unik dari pemilik rumah makan ini. Berbagai koleksi rumah kerang yang berukuran raksasa, meja kayu yang berasal dari kayu gelondongan utuh dengan finishing yang cantik, bahkan replika dari dari kereta kencana salah satu kerajaan nusantara juga menyambut kita di pintu masuk nya.
Dining hall di lantai ini juga terlihat amat menarik dengan penggunaan furnitur yang beberapa diantaranya berbahan dasar rotan dan kayu. Yang bisa membuat anda kagum mungkin adalah salah satu meja makannya yang berasal dari potongan kayu gelondong utuh sepanjang hampir 5 meter! wow!... sangat indah!...
Di Bandung memang juga ada rumah makan yang menggunakan meja kayu dari kayu gelondongan seperti ini, tapi tidak ada yang sepanjang itu, dan pemiliknya adalah juga pengusaha kayu gelondong. Sehingga rumah makan nya dijadikan juga sebagai rumah pamer nya.
Turun satu lantai, kita sampai ke Dining Hall ke 2 dengan daya tampung yang lebih kecil dari yang diatas tetapi rupanya menjadi favorit pengunjung untuk menggunakan nya sebagai tempat kumpul2 ketimbang Dining Hall di lantai atas.
Dengan dinding2 kaca di seluruh ruangan yang langsung menghadap ke taman luar dan saung2 di luar, tak heran tempat makan di lantai bawah ini menjadi favorit pengunjung. View keluar akan menjadi cantik sekali dan suasana nyaman membuat kita bisa lupa bahwa kita masih berada di jakarta yang penuh sesak...
Saung2 di halaman belakang tediri dari 2 jenis, yaitu yang menggunakan meja makan biasa dan yang menggunakan gaya lesehan. Dua2 nya begitu cantik jika dilihat pada malam hari.. dengan permainan lampu dan suara riak air serta tambahan kipas angin - kipas angin besar, membuat saung menjadi amat nyaman.
Persis di tengah2 dari luar Dining Hall berdinding kaca, dibangun saung beratap rumbia. Amat sangat cantik untuk sebuah rumah makan yang masih berada di jantung Jakarta Selatan. Bentuknya mirip dengan saung2 di rumah makan Sapu Lidi di Bandung.. lengkap dengan jalan setapak dan taman2 yang asri...
Duduk di salah satu saung favorit yang tepat berada di sisi kolam ikan, dengan perabot lesehan bergaya tatami, keliatannya begitu menyejukkan dan mengurangi kepenatan yang ada.
Sodoran buku menu yang tampak eksklusif bak buku menu restoran2 fine dining, sudah bisa membuat kita menebak taksiran deretan harga yang ada di dalamnya.
Hhmmm.. setiap halamannya memiliki layout yang tersusun dengan baik dengan foto2 masakan nya yang jelas dibuat profesional. Nama2 setiap menunya tidak ada yang mengejutkan... sama dengan menu2 pilihan yang disodorkan di rumah makan - rumah makan sunda. Sebenarnya tidak terlalu menggiurkan, tapi bolehlah untuk mencoba menu favorit yang dijagokan disini berdasarkan masukan dari pramusaji. Cukup banyak daftar masakan di dalam menu tsb, tapi pilihan akhirnya ke Gurame Bakar Tasik. Katanya ini salah menu baru yang menjadi andalan disini. Sup Jagung Kepiting nya juga disebut sebagai salah satu sup favorit. Untuk Appetizernya disarankan Tahu Goreng Berbumbu. Sementara untuk nasinya, dicoba nasi goreng udang pete. Minumannya dipesan Fresh Raja Rasa Juice (katanya adalah campuran sayuran dan buah2an).
Tidak sampai 10 menit, satu per satu pesanan datang. Termasuk pelayanan yang bagus.
Dengan wadah yang unik2, sajian nya menjadi apik dan menggugah selera. Sup yang diletakkan di mangkuk dari batok kelapa dengan mangkuk2 kecil yang juga dari batuk kelapa, amat menunjang suasana etnik yang dibangun oleh rumah makan ini. Piring2 makan persegi empat yang berwarna terakota terjajar indah di meja makan antik dari kayu jati.
Sayangnya rasa dari masakan2 yang disajikan terlalu standard untuk ukuran kemewahan suasana dan perabotan yang diberikan.
Tahu Goreng Berbumbu, ternyata adalah tahu pong biasa yang digoreng dengan tepung ala mbok berek. Rasa tahu nya sama dengan tahu sumedang yang biasa banget, dan asin nya malah sungguh luar biasa...
Sup Jagung Kepitingnya terlihat cantik di dalam wadah batok kelapa.. rasanya juga biasa dan tidak menonjol, agak dominan manis. Sebenarnya sudah terwakili dengan warna sup yang merah seperti saus tomat.
Gurame Bakar Tasik, yang disebut jagoan baru, tampilannya tidak menggiurkan sama sekali. Keliatan hitam, entah karena penggunaan kecap yang banyak atau memang karena gosong waktu membakarnya. Dan ternyata memang agak gosong sehingga pahitnya gosong bisa tersisa di lidah. Bumbunya juga tidak luar biasa.. hanya ditambah kacang tanah yang rasanya sama sekali gak menambah enak rasa gurame bakarnya. Biasa sekali dan juga terlalu asin buat orang yang tidak terlalu suka dengan rasa asin. Pastinya juga menjadi musuh untuk orang2 yang punya masalah dengan kesehatannya.
Nasi gorengnya juga punya bumbu yang biasa sekali. Tidak ada menonjol rasa bumbu apapun. Datar. Hanya ditambahi beberapa potongan pete dan beberapa udang kecil dengan bumbu minimal.
Minuman yang dikasih judul Fresh RajaRasa Juice juga mengecewakan. Rasanya memang unik karena disamping campuran buah melon, lemon, dan nanas, juga ditambah dengan sayuran yang jenisnya tidak bisa disebutkan ke pelanggan (begitu info dari pramusajinya). Tapi untuk sebuah minuman yang dijagokan, rasanya jauh banget dari sesuatu yang membuat orang akan melalukan repeat order. Rasanya hanya lebih sedikit dari Mix Juice biasa, dan manisnya over. Sehingga yang tertinggal di tenggorokan itu adalah rasa manis gula dari juice ini. So.. bagaimana orang ingin mengulangi pesanan minuman ini?...
Yang agak cukup parah adalah minuman Cincau Hijau nya... Begitu tiba di meja saja sudah bisa keliatan kalau cincau hijaunya seperti berenang di lautan santan dengan sirup merah. Irisan cincau hijau nya kecil2 yang cuma lebih besar sedikit dari sendok teh. Jumlahnya pun bisa dihitung saking sedikitnya... waduh... belum pernah nemuin sajian cincau hijau yang bener2 gak menarik... cuma terasa manisnya sirup merah yang teronggok banyak di dasar gelas....
Harga? wow... beda tipis dengan resto2 fine dining sekelas Kembang Goela atau Bunga Rampai. Karena untuk menu diatas, total kerusakan mencapai 255k. Hiks...
Untuk menjamu relasi atau keluarga, mungkin rumah makan ini bisa jadi pilihan karena tempatnya yang nyaman... tapi jangan berharap rasa dari sebuah Raja Rasa...
RajaRasa
Sundanese & Sea Food
Jl.Ampera Raya No.137
Jakarta Selatan
Tel. (021) 7829 714
Sundanese & Sea Food
Jl.Ampera Raya No.137
Jakarta Selatan
Tel. (021) 7829 714
"Tukul bilang : 'don't judge the book by the cover'...."
Jumat, Juni 13, 2008
We can’t believe you’re gone;
We’re grieving for you every day;
It’s hard to carry on.
When we needed a shelter,
Your example will sustain us now,
And last our whole lives long.
We hope that you can hear;
Expressing what we feel for you,
Helps us feel you’re near.
Help the pain to go away.
But Dad, our lives won’t be the same;
We’ll miss you every day.
We love you and we always will.
HAPPY BIRTHDAY TO YOU DAD...
and
HAPPY ANNIVERSARY TO BOTH OF YOU, MOM AND DAD...
and
HAPPY ANNIVERSARY TO BOTH OF YOU, MOM AND DAD...
June 13, 2008
"You were born together, and together you shall be forevermore....
But let there be spaces in your togetherness
And let the winds of heaven dance between you"
- Kahil Gibran
Minggu, Juni 08, 2008
La Femme Patisserie
Finally I go to LatBar with this fabulous community!...
Apa siy LatBar itu jeng?... "Latihan Bareng", non... hihihi...
Gagal di LatBar premier minggu sebelumnya... akhirnya bisa juga ikutan kelasnya Chocolate Lovers... hhhmmm... dengernya aja udah bikin ngiler... pasti jadi harinya coklat dunk..
Bertempat di Titan di bilangan Fatmawati dan di woro2 mesti, kudu dateng jam 9 tet... jadi lebih awal meluncur kesana.. selain karena belum pernah tau tempatnya juga karena takut telat.. (tapi ternyata Ibu ketua kelas terlambat 15 menit lebih!.. waaaaa....)
Fotokopian resep2 cake coklat dibagikan ke peserta agar bisa segera menyiapkan peralatan dan bahan baku nya sesuai dengan kelompoknya yang telah dibagi 3 kelompok. Mulailah dengan kesibukan berbagi bahan baku untuk ditimbang berdasarkan resep yang sudah di tangan masing2, terigu, gula pasir, coklat bubuk, air, mentega, maizena, susu bubuk, pasta coklat. Kerja kelompok yang mengasyikkan... jadi ingat sekian belas tahun yang lalu semasa masih suka bergelut dengan terigu dan mentega....
Selesai kegiatan menimbang dan mengocok, giliran menuangkan bahan kedalam loyang untuk secepatnya di masukkan kedalam oven.
Dan sementara menunggu bahan dasar cake matang di oven, ada lagi pekerjaan lain yang menunggu.. yaitu membuat 3 jenis filling (yang seharusnya 4 jenis tapi karena waktunya nya sempit jadi dikorting hanya 3 jenis..).
Bagian ini malah lebih menarik daripada bagian membuat cake dasar... karena walaupun seluruhnya berbahan dasar coklat, tapi campuran dari tiap2 filling cake akan berbeda dan punya rasa yang memang benar2 berbeda... but the most I like is Benoit Chocolate Mouse Cream... rasanya coklat bang-ngetttt.... sedaaap... tapi semuanya enak2 banget... hihihi..
Buat bonusnya, ada salah satu resep shouffle plus soes Jepang...
Shouffle nya uenak .. (tapi gw lebih suka kalau agak lebih ringan sedikit).. dan soes Jepangnya, itu luar biasa uenak!.. hehehe.. coz selain soes dasar yang udah yummy, ditambahin lagi crumble yang crispy dan manis... isinya pakai buttercream coklat... (kalau ditambahin rhum sedikit pasti lebih cihuy... atau aroma rhum juga ok..)
Ini hasil kerja dari jam 9 pagi sampai jam 3 an sore... pulangnya dibawain tiap2 potongan kue hasil bikinan rame2.. kueeeeyang deh!
"Kissing don't last: cookery do"
Finally I go to LatBar with this fabulous community!...
Apa siy LatBar itu jeng?... "Latihan Bareng", non... hihihi...
Gagal di LatBar premier minggu sebelumnya... akhirnya bisa juga ikutan kelasnya Chocolate Lovers... hhhmmm... dengernya aja udah bikin ngiler... pasti jadi harinya coklat dunk..
Bertempat di Titan di bilangan Fatmawati dan di woro2 mesti, kudu dateng jam 9 tet... jadi lebih awal meluncur kesana.. selain karena belum pernah tau tempatnya juga karena takut telat.. (tapi ternyata Ibu ketua kelas terlambat 15 menit lebih!.. waaaaa....)
Fotokopian resep2 cake coklat dibagikan ke peserta agar bisa segera menyiapkan peralatan dan bahan baku nya sesuai dengan kelompoknya yang telah dibagi 3 kelompok. Mulailah dengan kesibukan berbagi bahan baku untuk ditimbang berdasarkan resep yang sudah di tangan masing2, terigu, gula pasir, coklat bubuk, air, mentega, maizena, susu bubuk, pasta coklat. Kerja kelompok yang mengasyikkan... jadi ingat sekian belas tahun yang lalu semasa masih suka bergelut dengan terigu dan mentega....
Selesai kegiatan menimbang dan mengocok, giliran menuangkan bahan kedalam loyang untuk secepatnya di masukkan kedalam oven.
Dan sementara menunggu bahan dasar cake matang di oven, ada lagi pekerjaan lain yang menunggu.. yaitu membuat 3 jenis filling (yang seharusnya 4 jenis tapi karena waktunya nya sempit jadi dikorting hanya 3 jenis..).
Bagian ini malah lebih menarik daripada bagian membuat cake dasar... karena walaupun seluruhnya berbahan dasar coklat, tapi campuran dari tiap2 filling cake akan berbeda dan punya rasa yang memang benar2 berbeda... but the most I like is Benoit Chocolate Mouse Cream... rasanya coklat bang-ngetttt.... sedaaap... tapi semuanya enak2 banget... hihihi..
Buat bonusnya, ada salah satu resep shouffle plus soes Jepang...
Shouffle nya uenak .. (tapi gw lebih suka kalau agak lebih ringan sedikit).. dan soes Jepangnya, itu luar biasa uenak!.. hehehe.. coz selain soes dasar yang udah yummy, ditambahin lagi crumble yang crispy dan manis... isinya pakai buttercream coklat... (kalau ditambahin rhum sedikit pasti lebih cihuy... atau aroma rhum juga ok..)
Ini hasil kerja dari jam 9 pagi sampai jam 3 an sore... pulangnya dibawain tiap2 potongan kue hasil bikinan rame2.. kueeeeyang deh!
"Kissing don't last: cookery do"
Tur Istana Negara
Wisata istana? ... agak asing dan menggelitik pertanyaan orang yang mendengarnya. Istana yang selama ini hanya bisa dilihat dari kejauhan kini bisa di nikmati oleh masyarakat? hmmm...
Coba kita lihat seperti apa paket wisata istana negara yang ditawarkan oleh pemerintah SBY ini.
Dari informasi yang tersebar di media cetak dan elektronik, paket wisata gratis ke kompleks istana sepertinya sudah punya rencana dan sistem yang matang dengan dukungan berbagai pihak. Istana membuka pintu selebar-lebarnya bagi rakyat untuk melihat sendiri keindahan dan kehidupan di dalamnya.
Benarkah?
Menginjakkan kaki di halaman gedung sekertariat negara kira2 pukul 8.30an pagi dengan tujuan mengetahui lebih lengkap lagi tata cara dan syarat2 mengikuti wisata istana yang menjadi obrolan hangat di berbagai media dan masyarakat.
Masuk ke dalam gerbang halaman gedung tanpa alat pemindai dan pemeriksaan oleh petugas keamanan dan langsung diminta meluncur sampai ke pelataran parkir. Tenda2 plastik, yang trend digunakan pada saat masa2 jaya cafe tenda jalanan, berjejer teratur di pinggiran parkiran. Berkelir biru dan putih persis seperti simbol warna partai Demokrat.
Tanpa petunjuk yang jelas, entah karena memang belum jam 9 (waktu resmi kunjungan) atau karena memang tidak ada papan petunjuk dan petugas yang sedang tidak ada di tempat, pengunjung yang kepagian dengan sendirinya tergiring ke arah suatu gedung yang memiliki teras terbuka dengan kanopi hijau yang dilengkapi alat pemindai. Gedung ini ternyata memang tempat menunggu antrian untuk memperoleh ID Card dan tetek bengek lainnya.
Baru ada seorang ibu setengah baya dengan sasak yang tinggi dan bentuk rambut yang hampir seperti tempelan topi aneh duduk di dekat pintu pemindai dan memberi petunjuk untuk duduk di kursi2 yang ada di teras sembari memberi informasi bahwa petugas belum ada.
Gesture dan intonasi nya menunjukkan budaya primordial yang masih lengket erat di badannya. Menghancurkan kesan pertama dari keramah tamahan orang indonesia dan bayangan keelokan paket wisata yang di gadang2kan pemerintah SBY.
Jam 9 lewat 5... sound system petugas masih harus di cek ulang, petugas pendaftaran baru 2 orang yang datang padahal komputer yang tersedia adalah 4.
Mulai dengan pembagian kartu nomor urut untuk tiap2 kepala rombongan yang kemudian akan dipanggil melalui pengeras suara oleh petugas sesuai dengan nomor urut tsb. Kepala rombongan sudah harus melengkapi KTP atau identitas rombongannya untuk ditukarkan dengan ID Card pada saat pendaftaran. Setelah mendapat ID Card dengan tali penggantung yang berwarna tertentu, rombongan masih harus menunggu lagi untuk dipanggil kembali berdasarkan warna tali gantungan ID Card nya melalui pengeras suara pada saat bus2 yang disediakan sudah siap untuk mengantarkan rombongan2 wisata istana.
Duduk menunggu panggilan menaiki bus kira2 15 menit an lamanya. Melihat makin banyak rombongan yang datang, mulai dari rombongan murid2 TK sampai dengan murid2 SMP, diluar rombongan ibu2 dari berbagai kelompok. Dan petugas keliatan baru mulai sibuk mengatur aliran keluar dan masuknya orang2 ke tempat pendaftaran. Padahal minggu itu adalah minggu kesekian setelah diumumkannya istana terbuka bagi umum. Suatu hal yang cukup aneh melihat ketidaksiapan petugas dan sistem yang diberlalukan di wisata ini. Kerumunan orang yang bingung, ketidakramahan petugas, papan2 petunjuk yang tidak ada, persis seperti saat kita mengurus KTP di kecamatan...
Berjalan teratur untuk menaiki bus yang akan membawa rombongan gedung serbaguna Setneg untuk melihat film dokumentasi mengenai istana negara, tetap harus mendengar kata2 ketus mirip hardikan kecil yang menyuruh kita berbaris satu2 menaiki bus. Rasanya tanpa dikomandoi pun rombongan yang menuju bus mau tidak mau memang harus berbaris teratur satu per satu karena melalui pintu pemindai...
Di bus masih juga harus menunggu kurang dari 10 menit sampai bus bisa berangkat, tanpa tau alasan apa bus harus mandeg di tempat sebegitu lama. Belum lagi ID card anggota rombongan yang ternyata ada beberapa yang tertukar dengan ID juru foto karena kesalahan petugas pendaftaran. Tidak heran kejadian itu bisa ada jika dilihat ketidaksiapan petugas pendaftaran, karena dalam 1 rombongan kecil saja bisa terdapat nomor ID Card yang tidak berurutan, dan di akhir wisata hal ini menjadi masalah lagi bagi si petugas karena urutan ID Card menentukan lokasi KTP yang akan ditukarkan kembali. Sangat tidak sistematis dan membuang banyak waktu pengunjung.
Seorang petugas wanita ikut di dalam bus sebagai tour guide mendampingi setiap rombongan.
Sampai di gedung serbaguna sebagai langkah awal dari tur dalam istana, rombongan yang terdiri dari 4 kelompok besar harus menunggu lagi anggota2 nya ke kamar kecil karena hal ini sudah dimasukkan ke dalam agenda tur. Pfffhhh...
Film dokumenter singkat mengenai istana negara lebih banyak menonjolkan kegiatan Bpk dan Ibu SBY selama kepemimpinannya dan hanya sekilas saja diberikan cuplikan2 pada saat kepemimpinan presiden lain. Tapi hal ini tidak berlaku di masa kepemimpinan Soeharto karena beliau mendapat kehormatan lebih untuk ditampilkan di film singkat ini. Kemasan manis menjelang Pemilu 2009... aroma politik yang dikemas manis semanis caramel popcorn di bioskop XXI.
Berkeliling istana dengan berjalan kaki mulai dari halaman depan, masuk ke istana Presiden, menuju halaman tengah, berfoto bersama di tangga istana, berkeliling halaman untuk melihat bangunan2 lain di dalam istana, termasuk kantor yang direnovasi oleh Megawati untuk gedung yang dahulunya digunakan oleh Soeharto sebagai musium benda2 souvenir negara2 luar, dan berakhir di gedung serba guna setneg lagi untuk naik kembali ke bus menuju ke gedung tempat pendaftaran awal.
Turun dari bus di tenda tempat menukar ID dengan KTP dengan harapan bisa lekas keluar dari wilayah ini dengan selembar foto hasil cetakan juru foto yang disiapkan oleh petugas, ternyata masih juga harus mengalami kesemrawutan sistem yang jauh dari baik. Petugas di tempat penukaran terpaksa membolak balik jejeran KTP yang telah diurut menurut no ID Card, yang notabene dalam satu rombongan nomor ID nya tidak berurutan dan amat berjauhan.
Setelah selesai urusan penukaran ID, harus berjalan lagi ke ujung lain dari gedung pendaftaran untuk mengambil foto yang ternyata baru selesai dicetak 1/2 jam lagi!... Great!
Alhasil rombongan2 yang sudah selesai tur terpaksa harus keleleran di pelataran parkir gedung tsb untuk menunggu foto yang belum selesai dicetak itu. Kursi hanya tersedia di bawah tenda2 yang hanya berjejer 5 buah sehingga kapasitas kursi tidak sesuai dengan jumlah pengunjung.
Untuk mengantisipasi kejenuhan menunggu memang disediakan 'mobil pintar' sumbangan ibu SBY yang merupakan perpustakaan kecil dengan koleksi bacaan anak2.
Tapi untuk orang dewasa? Berharap saja hujan tidak turun dan berusaha menikmati teriknya matahari di siang bolong yang masuk diantara celah2 pohon tempat parkir..
The best years of your life are the ones in which you decide your problems are your own. You do not blame them on your mother, the ecology, or the president. You realize that you control your own destiny"
Wisata istana? ... agak asing dan menggelitik pertanyaan orang yang mendengarnya. Istana yang selama ini hanya bisa dilihat dari kejauhan kini bisa di nikmati oleh masyarakat? hmmm...
Coba kita lihat seperti apa paket wisata istana negara yang ditawarkan oleh pemerintah SBY ini.
Dari informasi yang tersebar di media cetak dan elektronik, paket wisata gratis ke kompleks istana sepertinya sudah punya rencana dan sistem yang matang dengan dukungan berbagai pihak. Istana membuka pintu selebar-lebarnya bagi rakyat untuk melihat sendiri keindahan dan kehidupan di dalamnya.
Benarkah?
Menginjakkan kaki di halaman gedung sekertariat negara kira2 pukul 8.30an pagi dengan tujuan mengetahui lebih lengkap lagi tata cara dan syarat2 mengikuti wisata istana yang menjadi obrolan hangat di berbagai media dan masyarakat.
Masuk ke dalam gerbang halaman gedung tanpa alat pemindai dan pemeriksaan oleh petugas keamanan dan langsung diminta meluncur sampai ke pelataran parkir. Tenda2 plastik, yang trend digunakan pada saat masa2 jaya cafe tenda jalanan, berjejer teratur di pinggiran parkiran. Berkelir biru dan putih persis seperti simbol warna partai Demokrat.
Tanpa petunjuk yang jelas, entah karena memang belum jam 9 (waktu resmi kunjungan) atau karena memang tidak ada papan petunjuk dan petugas yang sedang tidak ada di tempat, pengunjung yang kepagian dengan sendirinya tergiring ke arah suatu gedung yang memiliki teras terbuka dengan kanopi hijau yang dilengkapi alat pemindai. Gedung ini ternyata memang tempat menunggu antrian untuk memperoleh ID Card dan tetek bengek lainnya.
Baru ada seorang ibu setengah baya dengan sasak yang tinggi dan bentuk rambut yang hampir seperti tempelan topi aneh duduk di dekat pintu pemindai dan memberi petunjuk untuk duduk di kursi2 yang ada di teras sembari memberi informasi bahwa petugas belum ada.
Gesture dan intonasi nya menunjukkan budaya primordial yang masih lengket erat di badannya. Menghancurkan kesan pertama dari keramah tamahan orang indonesia dan bayangan keelokan paket wisata yang di gadang2kan pemerintah SBY.
Jam 9 lewat 5... sound system petugas masih harus di cek ulang, petugas pendaftaran baru 2 orang yang datang padahal komputer yang tersedia adalah 4.
Mulai dengan pembagian kartu nomor urut untuk tiap2 kepala rombongan yang kemudian akan dipanggil melalui pengeras suara oleh petugas sesuai dengan nomor urut tsb. Kepala rombongan sudah harus melengkapi KTP atau identitas rombongannya untuk ditukarkan dengan ID Card pada saat pendaftaran. Setelah mendapat ID Card dengan tali penggantung yang berwarna tertentu, rombongan masih harus menunggu lagi untuk dipanggil kembali berdasarkan warna tali gantungan ID Card nya melalui pengeras suara pada saat bus2 yang disediakan sudah siap untuk mengantarkan rombongan2 wisata istana.
Duduk menunggu panggilan menaiki bus kira2 15 menit an lamanya. Melihat makin banyak rombongan yang datang, mulai dari rombongan murid2 TK sampai dengan murid2 SMP, diluar rombongan ibu2 dari berbagai kelompok. Dan petugas keliatan baru mulai sibuk mengatur aliran keluar dan masuknya orang2 ke tempat pendaftaran. Padahal minggu itu adalah minggu kesekian setelah diumumkannya istana terbuka bagi umum. Suatu hal yang cukup aneh melihat ketidaksiapan petugas dan sistem yang diberlalukan di wisata ini. Kerumunan orang yang bingung, ketidakramahan petugas, papan2 petunjuk yang tidak ada, persis seperti saat kita mengurus KTP di kecamatan...
Berjalan teratur untuk menaiki bus yang akan membawa rombongan gedung serbaguna Setneg untuk melihat film dokumentasi mengenai istana negara, tetap harus mendengar kata2 ketus mirip hardikan kecil yang menyuruh kita berbaris satu2 menaiki bus. Rasanya tanpa dikomandoi pun rombongan yang menuju bus mau tidak mau memang harus berbaris teratur satu per satu karena melalui pintu pemindai...
Di bus masih juga harus menunggu kurang dari 10 menit sampai bus bisa berangkat, tanpa tau alasan apa bus harus mandeg di tempat sebegitu lama. Belum lagi ID card anggota rombongan yang ternyata ada beberapa yang tertukar dengan ID juru foto karena kesalahan petugas pendaftaran. Tidak heran kejadian itu bisa ada jika dilihat ketidaksiapan petugas pendaftaran, karena dalam 1 rombongan kecil saja bisa terdapat nomor ID Card yang tidak berurutan, dan di akhir wisata hal ini menjadi masalah lagi bagi si petugas karena urutan ID Card menentukan lokasi KTP yang akan ditukarkan kembali. Sangat tidak sistematis dan membuang banyak waktu pengunjung.
Seorang petugas wanita ikut di dalam bus sebagai tour guide mendampingi setiap rombongan.
Sampai di gedung serbaguna sebagai langkah awal dari tur dalam istana, rombongan yang terdiri dari 4 kelompok besar harus menunggu lagi anggota2 nya ke kamar kecil karena hal ini sudah dimasukkan ke dalam agenda tur. Pfffhhh...
Film dokumenter singkat mengenai istana negara lebih banyak menonjolkan kegiatan Bpk dan Ibu SBY selama kepemimpinannya dan hanya sekilas saja diberikan cuplikan2 pada saat kepemimpinan presiden lain. Tapi hal ini tidak berlaku di masa kepemimpinan Soeharto karena beliau mendapat kehormatan lebih untuk ditampilkan di film singkat ini. Kemasan manis menjelang Pemilu 2009... aroma politik yang dikemas manis semanis caramel popcorn di bioskop XXI.
Berkeliling istana dengan berjalan kaki mulai dari halaman depan, masuk ke istana Presiden, menuju halaman tengah, berfoto bersama di tangga istana, berkeliling halaman untuk melihat bangunan2 lain di dalam istana, termasuk kantor yang direnovasi oleh Megawati untuk gedung yang dahulunya digunakan oleh Soeharto sebagai musium benda2 souvenir negara2 luar, dan berakhir di gedung serba guna setneg lagi untuk naik kembali ke bus menuju ke gedung tempat pendaftaran awal.
Turun dari bus di tenda tempat menukar ID dengan KTP dengan harapan bisa lekas keluar dari wilayah ini dengan selembar foto hasil cetakan juru foto yang disiapkan oleh petugas, ternyata masih juga harus mengalami kesemrawutan sistem yang jauh dari baik. Petugas di tempat penukaran terpaksa membolak balik jejeran KTP yang telah diurut menurut no ID Card, yang notabene dalam satu rombongan nomor ID nya tidak berurutan dan amat berjauhan.
Setelah selesai urusan penukaran ID, harus berjalan lagi ke ujung lain dari gedung pendaftaran untuk mengambil foto yang ternyata baru selesai dicetak 1/2 jam lagi!... Great!
Alhasil rombongan2 yang sudah selesai tur terpaksa harus keleleran di pelataran parkir gedung tsb untuk menunggu foto yang belum selesai dicetak itu. Kursi hanya tersedia di bawah tenda2 yang hanya berjejer 5 buah sehingga kapasitas kursi tidak sesuai dengan jumlah pengunjung.
Untuk mengantisipasi kejenuhan menunggu memang disediakan 'mobil pintar' sumbangan ibu SBY yang merupakan perpustakaan kecil dengan koleksi bacaan anak2.
Tapi untuk orang dewasa? Berharap saja hujan tidak turun dan berusaha menikmati teriknya matahari di siang bolong yang masuk diantara celah2 pohon tempat parkir..
Wisata Istana
Hari Sabtu & Minggu
Jam 09.00-16.00
Hari Sabtu & Minggu
Jam 09.00-16.00
The best years of your life are the ones in which you decide your problems are your own. You do not blame them on your mother, the ecology, or the president. You realize that you control your own destiny"
Kamis, Juni 05, 2008
GOODIE BAG
Farewell Party identik dengan acara makan2 & cinderamata dari kedua belah pihak sebagai kenang2an .. dan gw dikasih orderan buat ngebikin goodie bag kenang2an yang bakal dikasih adik gw ke temen2 nya di kantor lama .. itupun dikasih tau dadakan tepat malam sebelum besoknya dia akan kasih gift nya ke temen2nya... waduuuh... it's a simple job but not that simple, sista'!...
Dimulai setelah selesai Isya' dan makan malam... gunting2, tempel2, dan jadi satu persatu kantong2 cilik yang imut2 dengan pita besar di depannya... jam 11 lebih baru selesai semua..
wuiiihh.. bikin mata overtime tanpa uang lembur... hihihi...
ini foto si goodie bag hasil kreasi dadakan... (siapa tau ada yang minat untuk pesan buat private party or any party deh... hehehe..)
"If a man does not make new acquaintance as he advances through life, he will soon find himself left alone.."
Farewell Party identik dengan acara makan2 & cinderamata dari kedua belah pihak sebagai kenang2an .. dan gw dikasih orderan buat ngebikin goodie bag kenang2an yang bakal dikasih adik gw ke temen2 nya di kantor lama .. itupun dikasih tau dadakan tepat malam sebelum besoknya dia akan kasih gift nya ke temen2nya... waduuuh... it's a simple job but not that simple, sista'!...
Dimulai setelah selesai Isya' dan makan malam... gunting2, tempel2, dan jadi satu persatu kantong2 cilik yang imut2 dengan pita besar di depannya... jam 11 lebih baru selesai semua..
wuiiihh.. bikin mata overtime tanpa uang lembur... hihihi...
ini foto si goodie bag hasil kreasi dadakan... (siapa tau ada yang minat untuk pesan buat private party or any party deh... hehehe..)
"If a man does not make new acquaintance as he advances through life, he will soon find himself left alone.."
Selasa, Juni 03, 2008
Pizza Bar
Mulanya gak tertarik untuk mencoba pizza ini karena di mindset pasti gak jauh2 beda dengan rasa pizza yang sudah beredar selama ini. Tapi dari keisengan malah jadi baru tau kalau pizza ini punya keistimewaan sendiri.
Roti pizza nya yang tergolong tipis tidak membuatnya kehilangan rasa crispy di lidah namun tidak meninggalkan kering di tenggorokan. Topping nya juga terasa light tapi punya rasa yang tetap enak. Tidak kekurangan bumbu sama sekali.. ditambah dengan mozarella kualitas yummy..
bungkus pizza ini juga unik.. dibuat seperti bungkus korek api besar yang di dorong untuk melihat isinya. Satu porsi pizza ukurannya kurang lebih 30X10cm, dipotong menjadi 6 slices.
Buat teman minum teh rasanya juga masih masuk kok.. karena seperti makan cookies ber topping.
Selain pizza, disini juga dijual beberapa menu pasta seperti spaghetti dan fettucini.
Jika iseng sedang hangout dengan teman, produk2 dari pizza bar ini cukup asyik dijadikan kudapan bareng2 sambil ngobrol. Atau dibawa pulang untuk teman menonton TV...
Harga? ... seloyang Fungi Pizza 6 slices dihargai Rp 14.500,-
"Appetite comes with eating.."
Mulanya gak tertarik untuk mencoba pizza ini karena di mindset pasti gak jauh2 beda dengan rasa pizza yang sudah beredar selama ini. Tapi dari keisengan malah jadi baru tau kalau pizza ini punya keistimewaan sendiri.
Roti pizza nya yang tergolong tipis tidak membuatnya kehilangan rasa crispy di lidah namun tidak meninggalkan kering di tenggorokan. Topping nya juga terasa light tapi punya rasa yang tetap enak. Tidak kekurangan bumbu sama sekali.. ditambah dengan mozarella kualitas yummy..
bungkus pizza ini juga unik.. dibuat seperti bungkus korek api besar yang di dorong untuk melihat isinya. Satu porsi pizza ukurannya kurang lebih 30X10cm, dipotong menjadi 6 slices.
Buat teman minum teh rasanya juga masih masuk kok.. karena seperti makan cookies ber topping.
Selain pizza, disini juga dijual beberapa menu pasta seperti spaghetti dan fettucini.
Jika iseng sedang hangout dengan teman, produk2 dari pizza bar ini cukup asyik dijadikan kudapan bareng2 sambil ngobrol. Atau dibawa pulang untuk teman menonton TV...
Harga? ... seloyang Fungi Pizza 6 slices dihargai Rp 14.500,-
"Appetite comes with eating.."
Pizza Bar
Grand Indonesia Shopping Town
Food Lovers
Sky Bridge, Level 3, Unit No.5B.3-IE-G
Jl.MH. Thamrin No.1 Jakarta
Tel. (021) 235 80 929
e-mail: hot@pizzabar.biz
Grand Indonesia Shopping Town
Food Lovers
Sky Bridge, Level 3, Unit No.5B.3-IE-G
Jl.MH. Thamrin No.1 Jakarta
Tel. (021) 235 80 929
e-mail: hot@pizzabar.biz
Langganan:
Postingan (Atom)