Minggu, Juni 08, 2008

Tur Istana Negara


Wisata istana? ... agak asing dan menggelitik pertanyaan orang yang mendengarnya. Istana yang selama ini hanya bisa dilihat dari kejauhan kini bisa di nikmati oleh masyarakat? hmmm...

Coba kita lihat seperti apa paket wisata istana negara yang ditawarkan oleh pemerintah SBY ini.

Dari informasi yang tersebar di media cetak dan elektronik, paket wisata gratis ke kompleks istana sepertinya sudah punya rencana dan sistem yang matang dengan dukungan berbagai pihak. Istana membuka pintu selebar-lebarnya bagi rakyat untuk melihat sendiri keindahan dan kehidupan di dalamnya.

Benarkah?

Menginjakkan kaki di halaman gedung sekertariat negara kira2 pukul 8.30an pagi dengan tujuan mengetahui lebih lengkap lagi tata cara dan syarat2 mengikuti wisata istana yang menjadi obrolan hangat di berbagai media dan masyarakat.
Masuk ke dalam gerbang halaman gedung tanpa alat pemindai dan pemeriksaan oleh petugas keamanan dan langsung diminta meluncur sampai ke pelataran parkir. Tenda2 plastik, yang trend digunakan pada saat masa2 jaya cafe tenda jalanan, berjejer teratur di pinggiran parkiran. Berkelir biru dan putih persis seperti simbol warna partai Demokrat.

Tanpa petunjuk yang jelas, entah karena memang belum jam 9 (waktu resmi kunjungan) atau karena memang tidak ada papan petunjuk dan petugas yang sedang tidak ada di tempat, pengunjung yang kepagian dengan sendirinya tergiring ke arah suatu gedung yang memiliki teras terbuka dengan kanopi hijau yang dilengkapi alat pemindai. Gedung ini ternyata memang tempat menunggu antrian untuk memperoleh ID Card dan tetek bengek lainnya.
Baru ada seorang ibu setengah baya dengan sasak yang tinggi dan bentuk rambut yang hampir seperti tempelan topi aneh duduk di dekat pintu pemindai dan memberi petunjuk untuk duduk di kursi2 yang ada di teras sembari memberi informasi bahwa petugas belum ada.
Gesture dan intonasi nya menunjukkan budaya primordial yang masih lengket erat di badannya. Menghancurkan kesan pertama dari keramah tamahan orang indonesia dan bayangan keelokan paket wisata yang di gadang2kan pemerintah SBY.



Jam 9 lewat 5... sound system petugas masih harus di cek ulang, petugas pendaftaran baru 2 orang yang datang padahal komputer yang tersedia adalah 4.
Mulai dengan pembagian kartu nomor urut untuk tiap2 kepala rombongan yang kemudian akan dipanggil melalui pengeras suara oleh petugas sesuai dengan nomor urut tsb. Kepala rombongan sudah harus melengkapi KTP atau identitas rombongannya untuk ditukarkan dengan ID Card pada saat pendaftaran. Setelah mendapat ID Card dengan tali penggantung yang berwarna tertentu, rombongan masih harus menunggu lagi untuk dipanggil kembali berdasarkan warna tali gantungan ID Card nya melalui pengeras suara pada saat bus2 yang disediakan sudah siap untuk mengantarkan rombongan2 wisata istana.



Duduk menunggu panggilan menaiki bus kira2 15 menit an lamanya. Melihat makin banyak rombongan yang datang, mulai dari rombongan murid2 TK sampai dengan murid2 SMP, diluar rombongan ibu2 dari berbagai kelompok. Dan petugas keliatan baru mulai sibuk mengatur aliran keluar dan masuknya orang2 ke tempat pendaftaran. Padahal minggu itu adalah minggu kesekian setelah diumumkannya istana terbuka bagi umum. Suatu hal yang cukup aneh melihat ketidaksiapan petugas dan sistem yang diberlalukan di wisata ini. Kerumunan orang yang bingung, ketidakramahan petugas, papan2 petunjuk yang tidak ada, persis seperti saat kita mengurus KTP di kecamatan...

Berjalan teratur untuk menaiki bus yang akan membawa rombongan gedung serbaguna Setneg untuk melihat film dokumentasi mengenai istana negara, tetap harus mendengar kata2 ketus mirip hardikan kecil yang menyuruh kita berbaris satu2 menaiki bus. Rasanya tanpa dikomandoi pun rombongan yang menuju bus mau tidak mau memang harus berbaris teratur satu per satu karena melalui pintu pemindai...

Di bus masih juga harus menunggu kurang dari 10 menit sampai bus bisa berangkat, tanpa tau alasan apa bus harus mandeg di tempat sebegitu lama. Belum lagi ID card anggota rombongan yang ternyata ada beberapa yang tertukar dengan ID juru foto karena kesalahan petugas pendaftaran. Tidak heran kejadian itu bisa ada jika dilihat ketidaksiapan petugas pendaftaran, karena dalam 1 rombongan kecil saja bisa terdapat nomor ID Card yang tidak berurutan, dan di akhir wisata hal ini menjadi masalah lagi bagi si petugas karena urutan ID Card menentukan lokasi KTP yang akan ditukarkan kembali. Sangat tidak sistematis dan membuang banyak waktu pengunjung.
Seorang petugas wanita ikut di dalam bus sebagai tour guide mendampingi setiap rombongan.

Sampai di gedung serbaguna sebagai langkah awal dari tur dalam istana, rombongan yang terdiri dari 4 kelompok besar harus menunggu lagi anggota2 nya ke kamar kecil karena hal ini sudah dimasukkan ke dalam agenda tur. Pfffhhh...
Film dokumenter singkat mengenai istana negara lebih banyak menonjolkan kegiatan Bpk dan Ibu SBY selama kepemimpinannya dan hanya sekilas saja diberikan cuplikan2 pada saat kepemimpinan presiden lain. Tapi hal ini tidak berlaku di masa kepemimpinan Soeharto karena beliau mendapat kehormatan lebih untuk ditampilkan di film singkat ini. Kemasan manis menjelang Pemilu 2009... aroma politik yang dikemas manis semanis caramel popcorn di bioskop XXI.

Berkeliling istana dengan berjalan kaki mulai dari halaman depan, masuk ke istana Presiden, menuju halaman tengah, berfoto bersama di tangga istana, berkeliling halaman untuk melihat bangunan2 lain di dalam istana, termasuk kantor yang direnovasi oleh Megawati untuk gedung yang dahulunya digunakan oleh Soeharto sebagai musium benda2 souvenir negara2 luar, dan berakhir di gedung serba guna setneg lagi untuk naik kembali ke bus menuju ke gedung tempat pendaftaran awal.

Turun dari bus di tenda tempat menukar ID dengan KTP dengan harapan bisa lekas keluar dari wilayah ini dengan selembar foto hasil cetakan juru foto yang disiapkan oleh petugas, ternyata masih juga harus mengalami kesemrawutan sistem yang jauh dari baik. Petugas di tempat penukaran terpaksa membolak balik jejeran KTP yang telah diurut menurut no ID Card, yang notabene dalam satu rombongan nomor ID nya tidak berurutan dan amat berjauhan.
Setelah selesai urusan penukaran ID, harus berjalan lagi ke ujung lain dari gedung pendaftaran untuk mengambil foto yang ternyata baru selesai dicetak 1/2 jam lagi!... Great!
Alhasil rombongan2 yang sudah selesai tur terpaksa harus keleleran di pelataran parkir gedung tsb untuk menunggu foto yang belum selesai dicetak itu. Kursi hanya tersedia di bawah tenda2 yang hanya berjejer 5 buah sehingga kapasitas kursi tidak sesuai dengan jumlah pengunjung.
Untuk mengantisipasi kejenuhan menunggu memang disediakan 'mobil pintar' sumbangan ibu SBY yang merupakan perpustakaan kecil dengan koleksi bacaan anak2.

Tapi untuk orang dewasa? Berharap saja hujan tidak turun dan berusaha menikmati teriknya matahari di siang bolong yang masuk diantara celah2 pohon tempat parkir..







Wisata Istana
Hari Sabtu & Minggu
Jam 09.00-16.00




The best years of your life are the ones in which you decide your problems are your own. You do not blame them on your mother, the ecology, or the president. You realize that you control your own destiny"



Tidak ada komentar: